Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Adelia Pasha Kemalingan di Paris, Tas Istri Pasha Ungu itu Raib
Umum
21 jam yang lalu
Adelia Pasha Kemalingan di Paris, Tas Istri Pasha Ungu itu Raib
2
Taylor Swift dan Travis Kelce Kepergok Bersantai Mesra di Pantai Bahamas
Umum
20 jam yang lalu
Taylor Swift dan Travis Kelce Kepergok Bersantai Mesra di Pantai Bahamas
3
Eva Mendes Mundur dari Dunia Akting Demi Anak
Umum
21 jam yang lalu
Eva Mendes Mundur dari Dunia Akting Demi Anak
4
Kalah Lawan Sri Lanka, Timnas Putra Bersiap Hadapi Korsel di Kualifikasi Grup B FIBA 3X3 Asia Cup 2024
Olahraga
20 jam yang lalu
Kalah Lawan Sri Lanka, Timnas Putra Bersiap Hadapi Korsel di Kualifikasi Grup B FIBA 3X3 Asia Cup 2024
5
Berkolaborasi dengan Galestra, Donner Buka Toko Flagship Pertama di Jakarta
Umum
20 jam yang lalu
Berkolaborasi dengan Galestra, Donner Buka Toko Flagship Pertama di Jakarta
6
Zayn Malik Rindu Kejayaan Masa Lalu
Umum
21 jam yang lalu
Zayn Malik Rindu Kejayaan Masa Lalu
Home  /  Berita  /  GoNews Group

CBA: Ada Permainan dan 'Aroma Busuk' di Proyek Kemenhub Senilai Rp6,5 Miliar

CBA: Ada Permainan dan Aroma Busuk di Proyek Kemenhub Senilai Rp6,5 Miliar
Minggu, 12 Agustus 2018 14:14 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui satuan kerja Unit Penyelenggara Bandar Udara Lasondre (PBUL) di tahun 2016 menjalankan proyek pekerjaan pengadaan dan pemasangan solar cell 30 KVA beserta Lantai dan Pagar.

Dari anggaran yang disiapkan pada poroyek tersebut adalah sebesar Rp6,5 miliar. Saat itu uang negara yang dihabiskan sebesar Rp6,3 miliar lebih.

Adapun perusahaan yang beruntung menjalankan proyek miliaran rupiah ini adalah PT. Bona Dupang Soaloon beralamat di Jl. Daan Mogot 45A, RT.010, RW. 003, Kel. Jelambar, Kec. Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Terkait proyek di atas, Center for Budget Analyisis (CBA) mencium adanya aroma busuk dan permainan yang bisa merugikan Negara.

"Kami mencatat terdapat beberapa kejanggalan serta modus yang dilakukan oknum Kementerian Perhubungan. Misalnya, nilai proyek yang terlalu mahal (tidak sesuai standar pasaran) serta dalam pelaksanaan proyek ini terdapat kekurangan volume pekerjaan," ujar Koordinator Investigasi Center for Budget Analysis (CBA), Jajang Nurjaman kepada GoNews.co, Minggu (12/8/2018) siang.

Masih kata Jajang. Untuk nilai proyek, dalam proses lelang pihak Kementerian perhubungan dengan PT. Bona Dupang Soaloon meyepakati sebesar Rp6.315.548.000.

"Angka ini menurut kami terlalu mahal dan boros, jika dibandingkan tawaran dari perusahaan lainnya. Seperti yang diajukan oleh PT. Sinar Guna Energi misalnya, senilai Rp5.683.744.000. Namun aneh malah digugurkan oleh Kementerian Perhubungan meskipun terdapat selisih yang cukup jauh sebesar Rp631.804.000," tandasnya.

Selain nilai kontrak yang tidak wajar, dalam pelaksanaan proyek Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Solar Cell 30 KVA beserta Lantai dan pagar, juga terdapat kekurangan volume pekerjaan.

Adapun kekurangan volume yang dimaksud adalah:

1. Pekerjaan Power cable, dalam kontrak disepakati 450 m, namun dalam pelaksanaannya hanya 214,70 m.

2. Pekerjaan Power cable, dalam kontrak disepakati 200 m, namun dalam pelaksanaannya hanya 90,60 m.

3. Pembuatan lantai bata blok dan pemagaran lokasi peralatan, dalam kontrak disepakati 220 m, dalam pelaksanaannya 122,56 m.

4. Pekerjaan Spare Part Solar panel, dalam kontrak disepakati 40 m, dalam pelaksanaannya 26 m.

Jika dikalkulasikan nilai kekurangan volume pekerjaan bernilai Rp268.508.500.

"Meskipun ada kekurangan volume alias pekerjaan tidak sesuai kesepakatan kontrak, pihak Kementerian Perhubungan tetap membayar penuh PT. Bona Dupang Soaloon," tukasnya.

Untuk kata dia, CBA mendorong pihak berwenang khususnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk membuka penyelidikan proyek pekerjaan pengadaan dan pemasangan solar cell 30 KVA beserta Lantai dan Pagar.

"Selain itu, KPK harus mengembangkan penyelidikan terkait proyek-proyek yang dijalankan Kemenhub, karena kami menduga masih banyak permainan proyek lainnya yang perlu diungkap.dan jika diperlukan panggil Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi," pungkasnya. ***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77