Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
19 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
21 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
14 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
13 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
18 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
6
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Olahraga
8 jam yang lalu
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Home  /  Berita  /  Riau

Warga Kuansing Mulai Kesulitan Membawa Jalur ke Tepian Narosa, Ini Sebabnya

Warga Kuansing Mulai Kesulitan Membawa Jalur ke Tepian Narosa, Ini Sebabnya
Tepian Narosa Telukkuantan sudah dipenuhi tribun komersil.
Senin, 27 Agustus 2018 19:01 WIB
Penulis: Wirman Susandi
TELUKKUANTAN - Masyarakat Kuantan Singingi (Kuansing), Riau yang berada di bagian hilir mengaku kesulitan membawa jalur ke Tepian Narosa Telukkuantan. Pasalnya, kondisi Sungai Kuantan saat ini sangat dangkal ditambah banyaknya bekas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI).

"Kami kesulitan membawa jalur ke Telukkuantan. Banyak hamburan dompeng, terutama di Sentajo dan Pangean," ujar Putra, warga Kuansing, Senin (27/8/2018) di Tepian Narosa Telukkuantan.

Bekas PETI, lanjut Putra, juga memicu terjadinya pendangkalan Sungai Kuantan. Kendati rakit PETI sudah berkurang, namun dampaknya terhadap sungai sangat dirasakan masyarakat.

"Kalau di Pangean tak ada lagi aktivitas PETI, tapi sungainya rusak. Hamburan dompeng menyulitkan kami membawa jalur," ujar Putra.

"Di dekat jembatan gantung juga sangat dangkal. Ini jelas membahayakan jalur yang usai berpacu," ujar Putra. Dangkalnya dekat jembatan gantung hanya berjarak beberapa meter dari pancang finish.

Warga berharap, pemerintah semakin serius dalam memberantas PETI karena bisa mengancam kebudayaan pacu jalur. "Kalau sungai rusak, dimana lagi kita melaksanakan pacu jalur."

"Mudah-mudahan semua masyarakat Kuansing sadar akan bahaya PETI dan pemerintah serius dalam menormalisasi sungai," tutupnya. ***

Kategori:Umum, Riau
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/