18 Desa di Siak dan Pelalawan Jadi Fokus Program Tegak, Inilah Output yang Diharapkan..
Penulis: Winda Mayma Turnip
Direktur YMI Muslim, dalam wawancara bersama wartawan seusai kegiatan tersebut, mengatakan tujuan utama program ini adalah untuk meningkatkan tata kelola hutan dan lahan gambut melalui kerja sama langsung dengan pemerintah ditingkat pusat dan daerah.
"Dengan 3 aktivitas utama yang kita namakan 3 R, kita juga akan meningkatkan strategi penanggulangan kebakaran dan mempromosikan praktik - praktik terbaik dimasyarakat dalam menjaga lingkungan dan berdampak pula pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan tercapainya tujuan tersebut, kita pun bisa mengajak serta masyarakat untuk mengurangi emisi di Indonesia," terang Muslim.
Adapun 18 desa yang difokuskan tersebut, empat berasal dari Kampar, dan 14 berada di Siak. Empat desa Kampar diantaranya Desa Pulau Muda, Desa Segamai, Desa Gambut Mutiara, Desa Serapung. Kemudian dari Siak, terdapat Kampung Teluk Lanus, Kampung Penyengat, Kampung Sungai Rawa, Kampung Rawa Mekar Jaya, Kampung Lalang, Kampung Tanjung Kuras, Kampung Sungai Kayu Ara, Kampung Parit I/II, Kampung Bunsur, Kampung Kayu Ara Permai, Kampung Sungai Barbari, Kampung Sungai Limau, Kampung Harapan, Kampung Koto Ringin.
Sementara itu, aktivitas R3 diantaranya adalah tahap pembahasan kembali lahan gambut yang mengalami kekeringan agar tidak gampang terbakar ketika musim kemarau. Hal ini rencananya akan dilakukan dengan menyekat 67 unit kanal, menimbun kanal - kanal yang digali oleh pelaku Ilegal logging sepanjang 5 KM, dan membuat 178 sumur bor di lokasi strategis.
Selanjutnya, melakukan penanaman kembali 61.000 bibit tanaman hutan dilahan seluas 130 hektar, dan terkahir dengan melatih masyarakat desa, khususnya petani dengan metode Demplot PLTB dan melakukan Agroforestry. Demplot (Demonstration plot, red) merupakan metode pelatihan kepada petani dengan menggunakan lahan percontohan. Adapun diharapkan 200 warga akan terlatih memanfaatkan hasil produk Agroforestry (menanam tanaman hutan dengan komoditas tertentu, red) sekaligus memanfaatkannya sebagai lahan gambut promosi kawasan ekowisata.
"Dalam tahap ketiga ini, kita akan melatih masyarakat dengan lahan yang kita sediakan, bagaimana melatih masyarakat untuk bertani tanpa menggunakan pupuk kimia, mengembalikan cara - cara tradisional yang lebih baik dalam pertanian dan tidak merusak lingkunga. Kemudian, kita juga akan mendukung mereka bagaimana agar produksi tanaman tersebut dapat diinovasikan sehingga bernilai jual lebih tinggi," ujar Muslim.
Perlu diketahui, konsorsium YMI, Elang, dan RWWG merupkan gabungan dari beberapa organisasi yang berbasis dalam menjaga lingkungan. Konsorsium Mitra Insani adalah gabungan dari Yayasan Mitra Insani, Jaringan Masyarakat Gambut Riau, dan Fitra Riau, lalu Konsorsium Elang adalah gabungan perkumpulan Elang, KAR, Teras Riau, dan SART, sementara itu Konsorsium RWWG adalah gabungan dari RWWG, dan Kaliptra Andalas.
Muslim menambahkan, melalui kegiatan dalam program yang rencananya akan berlangsung selama 1 tahun hingga Maret 2019 mendatang, dapat menjadi sebuah program berkelanjutan dengan bekerja bersama pemerintah hingga ditingkat desa.
"Meskipun misalnya tahun depan program kita ini berakhir, namun dengan bekerja sama kepada pemerintah dari daerah hingga pusat, kita berharap kegiatan R3 ini tidak berhenti begitu saja. Tetapi tetap berkesinambungan sehingga berdampak jangka panjang bagi masyarakat, maupun lingkungan," pungkasnya. ***