Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
Olahraga
6 jam yang lalu
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
2
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Pemerintahan
6 jam yang lalu
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
3
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
Hukum
6 jam yang lalu
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
4
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
Umum
6 jam yang lalu
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
5
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
Umum
6 jam yang lalu
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
6
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Umum
6 jam yang lalu
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Home  /  Berita  /  GoNews Group
The 2nd World Parliamentary Forum on Sustainable Development (WPFSD)

Momen WPFSD Bali 2018, Fadli Zon Ajak Empat Negara Ini untuk Kuatkan Hubungan Bilateral

Momen WPFSD Bali 2018, Fadli Zon Ajak Empat Negara Ini untuk Kuatkan Hubungan Bilateral
Kamis, 13 September 2018 09:59 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
DENPASAR - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menggelar pertemuan bilateral dari perwakilan parlemen empat negara secara berturut-turut. Empat negara tersebut antara lain, Kamboja, Mongolia, Iran dan Sudan. Pertemuan ini membahas isu-isu yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi negaranya masing-masing.

''Keempat negara ini mengajukan pertemuan dengan parlemen kita, masing-masing tentu punya isu yang berbada-beda,'' ujar Fadli usai menggelar pertemuan di ruang pertemuan bilateral, World Parliamentary Forum on Sustainable Development (WPFSD) di Bali, Rabu (12/9/2018).

Saat pertemuan dengan Kamboja, mereka menyampaikan perkembangan politik di negaranya. Kamboja pada Juli lalu usai menggelar pemilihan umum. Dalam pertemuan tersebut, Wakil Ketua DPR RI Bidang Korpolkam ini menyampaikan, terkait perkembangan praktik demokrasi di Kamboja secara prinsip Indonesia tidak bisa mencampuri perpolitikan di dalam negeranya, tapi hubungan baik dua negara tetap harus dijalin.

Sementara delegasi dari Mongolia menjelaskan, di negaranya rezim silih berganti dari dari oposisi menjadi penguasa. Delegasi Mongolia berharap hubungan bilateral antara Indonesia dan Mongolia bisa semakin baik. ''Sekarang mereka dari partai penguasa yang sebelumnya oposisi, menguasai kalau tidak salah 80 persen kursi di parlemennya. Mereka ingin kerja sama dengan Indonesia yang memang mempunyai hubungan yang sudah cukup panjang,'' tutur Fadli.

Usai pertemuan dengan delegasi dari Sudan, Fadli menjelaskan antara Indonesia dengan Sudan sama-sama memiliki spirit dari Konfrensi Asia-Afria. Bahkan Indonesia merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Sudan. Delegasi Sudan menyampaikan mayoritas masyarakat Sudan generasi awal banyak yang tahu tentang Indonesia.

Sudan berharap hubungan kerja sama ekonomi anatar kedua negara semakin meningkat. Karena Sudan ini bisa menjadi gerbang untuk masuk ke Afrika, untuk negara-negara Afrika yang tidak memiliki wilayah laut, semua komoditas masuk melalui Sudan.

''Mereka berharap melalui Kartom, ibu kotanya, Indonesia bisa menjadikan Sudan sebagai gerbang masuknya komoditas-komoditas, barang-barang yang bisa diekspor ke Afrika, seperti yang dilakukan oleh China,'' papar politisi Partai Gerindra itu.

Sementara pertemuan dengan delegasi dari Iran, posisi Indonesia di forum internasional banyak kesamaan dengan Iran. Hubungan kedua negara juga sudah terjalin cukup panjang. ''Kita banyak mempunyai posisi yang sama, posisi dalam berbagai isu-isu Internasional. Terutama juga yang berkaitan dengan masalah Islam dan kemanusiaan, seperti hanya Rohingya dan persoalan Palestina,'' ungkap Fadli.

Iran juga berharap dukungan dari Indonesia terkait dengan tekanan negara lain kepada Iran. ''Terutama dari Amerika Serikat, pemerintahan Obama yang merintis hubungan baik dengan Iran, sekarang dicabut begitu saja oleh pemerintah Trump. Ini membuat satu kemunduran diplomasi mereka di dunia internasional,'' ungkap Fadli.

Menanggapi hal tersebut, Fadli menyampaikan, jika sesuai garis kebijakan luar negeri nasional, Indonesia akan mendukung negara-negara yang bersahabat. ''Saya kira sesuai garis kebijakan luar negeri kita, kita akan mendukung negara-negara yang bersahabat dengan kita. Negara-negara yang memang mempuyani hubungan baik dengan kita,” jelasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/