Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
14 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
2
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
17 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
3
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
17 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
4
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
15 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
5
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
14 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
6
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
14 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Ini Hasil BBPOM Pekanbaru Terhadap Minuman Berenergi yang Sebabkan 56 Siswa SMP Sayat Tangan

Ini Hasil BBPOM Pekanbaru Terhadap Minuman Berenergi yang Sebabkan 56 Siswa SMP Sayat Tangan
Surat yang dikeluarkan BBPOM Pekanbaru menyatakan minuman suplemen kesehatan Torpedo negatif Benzodiazepim.
Selasa, 02 Oktober 2018 12:01 WIB
Penulis: Friedrich Edward Lumy
PEKANBARU - Kota Pekanbaru dihebohkan dengan ulah 56 siswa SMP yang menyayat tangan mereka usai meminum minuman berenergi. Mereka melakukan hal tersebut karena terinspirasi tayangan di youtube.

Dari surat yang dikeluarkan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makan (BBPOM) Pekanbaru Nomor: R-IN.06.03.94.09.18.2622, tentang tindak lanjut terkait isu minuman kesehatan merk Torpedo, tanggal 28 September 2018, dari hasil uji laboratorium minuman merk Torpedo negatif Benzodiazepim.

"Uji laboratorium terhadap sample minuman suplemen kesehatan tersebut dengan nomor batch 430DJ2017I09 dan 149DJ320H12, negatif Benzodiazepim," sebagaimana yang ditandatangani oleh Kepala BBPOM Pekanbaru, Mohamad Kashuri.

?56 Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Pekanbaru menyayat tangan sendiri. Meski awalnya para pelajar mengaku telah meminum sebuah minuman kemasan, namun setelah diuji labor BBPOM, hasilnya negatif dan tidak mengandung zat berbahaya.Sd1Kepala BNNK Pekanbaru AKBP Sukito mengatakan, pihaknya sudah menerima hasil uji dari BPPOM Pekanbaru. Awalnya Sukito menyebutkan dari hasil tes mereka terhadap anak-anak itu, mereka positif menggunakan sebuah zat benzo sehingga merasa kebal saat tangan disayat.

"Dari hasil dari BPOM, minuman itu negatif (tidak mengandung zat benzo). Jadi izin edar masih ada. Mungkin anak itu mengkonsumsi berlebihan atau bagaimana," ujar Sukito, Selasa (2/10/2018).

Petugas kembali menanyakan kepada para pelajar apa penyebab mereka menyayat tangan sendiri. Ternyata perbuatan itu dilakukan karena mereka mengikuti challenge atau tantangan yang ada di media sosial youtube.

"Anak-anak juga mengaku nonton challenge itu di youtubue. Melihat (sayat tangan) di youtube kata mereka," kata Sukito. 

Saat ditanya hasil assesment BNNK Pekanbaru terhadap pelajar awalnya mereka mengkonsumsi zat Benzo, Sukito menduga para pelajar meminum minuman lain. Sukito juga masih mempelajari keterangan para pelajar yang mengaku minum minuman kemasan itu.

"Ya mungkin mereka meminumnya dalam jumlah banyak ya. Gak ada pengawasan. Kalau minum empat gelas, bisa mengandung ?(zat benzo). Karena dari himbauan kemasan, minuman itu tidak untuk anak-anak," kata Sukito.

Sebelumnya diberitakan, puluhan pelajar Sekolah Menengah Pertama  (SMP) di Kota Pekanbaru menyanyat tangan sendiri namun mereka tidak merasa sakit. Mereka mengaku telah mengkosumsi minuman yang mengandung zat benzo sehingga terbius.

Minuman dalam kemasan gelas plastik berwarna orange itu dijual bebas di kantin sekolah, bila menenggaknya yang mengkonsumsi akan terbius dan ketagihan.

Kepala BNN Kota Pekanbaru, Kombes Sukito, mengatakan kasus ini terungkap ketika pihaknya menjadi pembina upacara di salah satu SMP sepekan lalu.

“Saat kita jadi pembina upacara, kepala sekolahnya menyampaikan kecurigaan terhadap muridnya, banyak yang menyayat tangannya. Itu ada bekas luka garis, disayat pakai kaca,” kata Sukito.

Menurut Sukito, Kepala Sekolah tersebut awalnya mengira muridnya tersebut mengkonsumsi narkoba. Setelah pihak sekolah melaporkan kejadian itu, BNN kemudian melakukan assessment terhadap para siswa itu. Sebab pihak sekolah mengaku bingung dengan aksi para pelajar.

“Saat kita lakukan assessment mereka diinterogasi. Lalu mereka mengaku tidak menggunakan narkoba. Mereka mengaku mengkonsumsi sebuah minuman bermerek inisial T,” ucap Sukito.

Setelah ditelusuri, diketahui sebagian besar pelajar di sekolah tersebut mengkonsumsi minuman dengan kemasan warna oranye yang harganya hanya Rp1.000.

“Kami tanya, berapa kali minum itu. Ada yang bilang tiga sampai empat kali. Kalau gak minum ada rasa kurang, ketagihan. Itu pengakuan murid itu,” kata Sukito.

Dari pengakuan pelajar-pelajar tersebut, akhirnya BNN melakukan tes urine terhadap 56 orang pelajar. Setelah dilakukan pengecekan dengan alat, ternyata mereka yang mengkonsumsi lebih dari dua. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/