Tingkatkan Kunjungan Wisatawan, Pemkab Rohil dan Asita akan Buat Paket Wisata
Penulis: Amrial
Program yang diharapkan bisa mendukung upaya tersebut adalah dengan menyelenggarakan paket wisata yang dikombinasikan dengan destinasi wisata yang ada diKabupaten Siak. Program ini telah disiapkan oleh Asosisasi Tour And Travel (ASITA) serta Pemerintah masing Kabupaten melalui MoU dan Dinas Pariwisata Provinsi Riau.
Kepala Dinas Pariwisata Rokan Hilir, Ali Aspar menjelaskan, paket ini sebagai salah salah cara untuk mendatangkan wisatawan lokal dan mancanegara sebanyak-banyaknya di kawasan diRokan Hilir. Apalagi pemerintah telah menargetkan jumlah wisatawan yang berkunjung acara Bakar Tongkang sebanyak 100 ribu pada tahun 2019.
Paket ini dibuat karena Iven Bakar Tongkang memilik potensi yang dapat "dijual" kepada wisatawan. Lebih lanjut, dalam paket tour ini peserta juga diajak untuk berkunjung ke beberapa lokasi wisata lainnya.
Tempat sama, ketua Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Rokan Hilir, Johny Charles, menambahkan, untuk dapat mendorong wisatawan mengikuti paket ini, harus ada fasilitas, akomodasi, termasuk promosi wisata berbentuk online. Promosi pariwisata menjadi salah satu kunci penting untuk keberhasilan upaya meningkatkan angka kunjungan turis di suatu objek wisata.
"Selama ini kita hanya berkutat pada promosi offline. Sehingga melalui promosi ini, wisatawan akan mengetahui bahwa ada lokasi yang menarik untuk disinggahi," kata Charles kepada GoRiau.com, Selasa (2/10/2018).
Menurutnya, promosi yang optimal itu adalah dengan memasang banner, Baliho, Gallery pariwisata terutama disemua pintu masuk seperti pelabuhan serta bandara yang ada di Indonesia. Penyediaan Website juga sangat penting mengingat sekarang wisatawan sudah banyak menggunakan android.
Charles yang merupakan alumnus Universitas di Amerika ini mengatakan, promosi pariwisata pada saat ini memerlukan terobosan dan jika memang dianggarkan melalui APBD, harus ada feedback supaya dana yang dikucurkan tidak menguap begitu saja. Karena media konvensional seperti iklan luar ruang, baliho, billboard, brosur, leaflet, iklan di media cetak, radio, dan televisi memerlukan ekonomi berbiaya tinggi.
Dikatakan Charles, media digital relatif lebih murah, namun bersifat masif. Media sosial juga sangat menarik dan interaktif. Dia berharap, pemangku kepentingan bisa kapan saja melakukan pemuktahiran mengenai informasi seputar destinasi wisata.
Dengan melakukan pembauran promosi wisata lewat internet atau media sosial, yang dikenal istilah komunikasi atau promosi digital akan lebih memudahkan akses pengunjung yang awam dengan daerah yang akan mereka kunjungi.
"Dan yang terpenting, kita harus merubah mindset agar tidak membuang sampah sembarangan," tutupnya. ***
Kategori | : | GoNews Group, Umum, Riau |