Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
Olahraga
11 jam yang lalu
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
2
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
Olahraga
10 jam yang lalu
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
3
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
Olahraga
11 jam yang lalu
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
4
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
Olahraga
10 jam yang lalu
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
5
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
Olahraga
10 jam yang lalu
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
6
Ketum PITA: Tiga Penghargaan Bappenas Bukti Kinerjanya Heru di DKI Moncer
Pemerintahan
11 jam yang lalu
Ketum PITA: Tiga Penghargaan Bappenas Bukti Kinerjanya Heru di DKI Moncer
Home  /  Berita  /  GoNews Group

MPR: Sambil Nonton Wayang, Mari Kita Amalkan Pancasila

MPR: Sambil Nonton Wayang, Mari Kita Amalkan Pancasila
Senin, 08 Oktober 2018 12:05 WIB
BREBES - 'Bawor Dadi Ratu' lakon wayang kulit yang digelar di Lapangan Desa Wanatirta, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, 7 Oktober 2018.

Lakon ini biasa dibawakan dalam pertunjukan wayang kulit  bagi masyarakat Banyumas yang berkisah Bagong dalam sebuah masa menjadi raja. Bisa jadi ceritanya mirip 'Petruk Dadi Ratu' yang sangat popular. Pertunjukan wayang kulit malam itu terselenggara berkat kerja sama MPR dengan pemerintah kabupaten setempat.

Disampaikan oleh Wakil Ketua Badan Sosialisasi MPR, Zainut Tauhid Sa’adi, MPR menggelar wayang kulit untuk mensosialisasikan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. "Ini merupakan salah satu metode sosialisasi," ujar anggota Fraksi PPP di MPR itu.

Metode lain disebutkan seperti lewat lomba cerdas cermat, seminar, diskusi, outbond, debat konstitusi, dan focus of group discussion. 

Sebagai seni budaya yang popular bagi masyarakat Jawa, Zainut Tauhid menyebut penyampaian Empat Pilar lewat pertunjukan wayang kulit juga digelar di banyak daerah. Meski demikian sosialisasi lewat seni budaya yang lain juga dilakukan.

"Disesuaikan dengan budaya masyarakat setempat. Sehingga pementasan seni budaya yang dilakukan oleh MPR beragam seperti Bhinneka Tunggal Ika," tambahnya.

Paling penting, pentas seni budaya apapun bentuk dan asalnya, tak sekadar menjadi tontotan namun juga harus bisa menjadi tuntunan.

"Selanjutnya diaktualisasikan dalam kehidupan keseharian," ujar pria yang juga menjabat Wakil Ketua Umum MUI itu.

Di hadapan warga desa, Zainut Tauhid mengatakan Indonesia adalah bangsa yang besar. Untuk itu kebesaran bangsa ini harus dirawat dan dijaga.

"Kalau bukan kita siapa lagi. Salah satu kiat untuk menjaga Indonesia, menurut pria kelahiran Jepara Jawa Tengah itu adalah dengan mengingat dan mengamalkan Pancasila. Dari sinilah maka MPR melakukan sosialisasi hingga wilayah desa. Sambil nonton wayang kulit, mari kita laksanakan nilai-nilai Pancasila," tegasnya.

Sebagai tanda resmi sosialisasi dan pagelaran wayang kulit dimulai, Zainut Tauhid dalam kesempatan itu menyerahkan sosok lakon kepada dalang Ki Gandhik Wayah Soegino.

Kepala Biro Keuangan Sekretariat Jenderal MPR, Maifrizal, dalam sambutan mengatakan MPR sudah menyelenggarakan pagelaran wayang kulit sejak tahun 2005.

"Selain untuk Sosialisasi Empat Pilar juga untuk memberi apresiasi dan ikut melestarikan seni budaya daerah," tuturnya.

Dengan pagelaran seni budaya menurut pria yang biasa dipanggil Datuk dan punya banyak keluaraga tinggal di jawa ini MPR telah melakukan dua hal, Sosialisasi Empat Pilar dan mendukung pelestarian seni budaya nusantara. "MPR ikut melestarikan dan menjaga budaya leluhur," paparnya.

Sosialisasi dan pertunjukan wayang kulit itu tak hanya menarik ribuan orang namun juga mengundang ratusan pedagang datang ke lapangan desa. Sehingga malam itu suasana di Wanatirta menjadi pusat keramaian yang meriah. Menurut Kepada Desa Wanatirta, Maskur Ahmad Sunu, daya tarik pertuntukan wayang itu juga dikarenakan sang dalang. Ki Gandhik Wayah Seogino disebut dalang yang popular.

"Pedagang mengikuti ke mana pun dalam pentas," ujarnya.

Dijelaskan, di mana pun dalang kesayangan mereka pentas, para pedagang menggelar usahanya sebab pasti penontonnya membludag. Dalam kesempatan itu, jajaran eksekutif dan legislatif di Brebes seperti anggota DPRD, kepala dinas, Muspika Kecamatan Pagayungan, juga turut hadir dan menyaksikan. ***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta, Jawa Tengah
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/