Sambangi Rusia, Oesman Sapta Singgung Soal Pembangunan Gedung KBRI di Moskow
"Kita harus dapat green light dari pemerintah sini. Dan 7 bulan nggak ada jawaban. Maka kehadiran DPD, kita manfaatkan untuk mendesak ya agar kita bisa miliki gedung baru," ujar Dubes RI untuk Rusia, M Wahid Supriyadi di Moskow, Kamis (25/10/2018).
OSO sempat menyinggung soal belum ada responnya dari pemerintah Rusia mengenai permintaan Indonesia untuk membeli gedung bagi KBRI saat bertemu dengan Ketua Duma Negara Vyacheslav Volodin bersama beberapa perwakilan anggota dewan Rusia pada Rabu (24/10). Di hari yang sama, akhirnya pihak pemerintah Rusia memberikan respons.
"Dari pembicaraan ketua DPD dan ketua Duma, sangat positif. Bahkan komite luar negeri sudah menghubungi tadi," sebut Wahid.
KBRI Rusia di Moskow saat ini merupakan gedung sewaan dan tidak lagi mencukupi dari segi luasnya. Gedung baru yang diincar untun KBRI baru luasnya 3 kali dari gedung saat ini dan dapat menunjang keperluan pihak KBRI RI di Federasi Rusia.
"Gedung ini nggak bisa kita beli katena heritage dan akan direnovasi total oleh pemerintah. Di sini nggak bisa muat 60-70 orang. Kita nyari gedung yang parkirnya 80 dan di kota , dan kita dapat. Ini juga merepresentasika siapa kita, punya tempat yang representatif," sebut Wahid.
"Gedung baru dibangun 2006, sangat modern. Memang di tengah ada gedung sangat kuno ratusan tahun, tapi sudah direnovasi total, bisa dijadikan wisma. Keuntungannya ke depan, kalau kita adakan bazar, selain festival, kita nggak usah nyewa tempat. Bisa dilakukan itu semua," imbuhnya.
Soal anggaran, diperkirakan seharga 900 ribu USD dan pemerintah telah mengalokasikannya. Kini pihak pemerintah Rusia telah membuka komunikasi sehingga diharapkan KBRI RI di Rusia bisa memiliki gedung baru. "Begitu ada green light kita akan lakukan tawar menawar," kata Wahid.
Sementara itu OSO mengaku bersyukur dapat membantu komunikasi antara pemerintah Rusia dengan KBRI mengenai gedung baru itu. Menurutnya, gedung baru dibutuhkan bagi KBRI mengingat hubungan Rusia dan Indonesia yang meningkat.
"Hubungan kita dengan Rusia makin meningkat bahkan akan meningkt lagi. Sekarang (investasi) sudah mencapai 2,3 miliar USD. Jadi akan kita jadikan 5 M USD atau lebih. Pasti peningkatan kinerja, butuh tempat yang betul-betul strategis dan bisa tampung tenaga kita sendiri dan staf KBRI. Supaya lebih bermanfaat," papar OSO.
Birokrasi di Rusia diakuinya memang masih agak sulit. Untuk itulah OSO membantu pihak KBRI dengan menyinggung mengenai hal tersebut ketika diterima oleh Duma Negara Rusia.
"Maka perlu bicara dengan Dewan Federal dan Duma Rusia. Sudah kita bicarakan. Mereka tanggpi secara serius dan langsung kontak KBRI. Ini menandakan pertemuan kita punya arti yang sangar besar antara Indonesia dan Rusia. Itu dari segi fasilitas. Emang fasilitas KBRI itu bukan harus bergengsi tapi harus memadai. Katena ini negara besar, negara kita juga negara besar," tutup OSO.***
Editor | : | Muslikhin Effendy |
Kategori | : | GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta |