Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kembali Unjuk Kebolehan, Aditya Kalahkan Pecatur Kawakan GM Thien Hai Dao
Olahraga
22 jam yang lalu
Kembali Unjuk Kebolehan, Aditya Kalahkan Pecatur Kawakan GM Thien Hai Dao
2
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
Olahraga
23 jam yang lalu
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
3
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
Olahraga
20 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
4
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Olahraga
2 jam yang lalu
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
5
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
2 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
6
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Olahraga
2 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Home  /  Berita  /  GoNews Group

FLP Riau - Pekanbaru Taja Diskusi Menikmati Kedalaman Makna Cerpen-cerpen Karya Griven H Putera

FLP Riau - Pekanbaru Taja Diskusi Menikmati Kedalaman Makna Cerpen-cerpen Karya Griven H Putera
Selasa, 06 November 2018 10:19 WIB
PEKANBARU - Diskusi Hitam-Putih Cerpen Indonesia kembali hadir. Sekaligus menjadi pertemuan perdana angkatan prosa FLP Cabang Pekanbaru. Agenda ini digelar pada Ahad, 4 November 2018 di ruang pertemuan Toko dan Penerbit Zanafa, Giant Panam. Diskusi sastra kali ini membahas cerpen-cerpen karya sastrawan Riau, Griven H Putera yang pernah dimuat di Koran nasional Republika.

Tampil sebagai penyaji utama Nafi'ah al-Ma'rab, dan Ahmad Ijazi Hasbullah. Keduanya merupakan penulis FLP Wilayah Riau yang memiliki banyak prestasi di bidang sastra. Dalam diskusi itu juga turut hadir Griven H Putera selaku pengarang dari cerpen-cerpen yang menjadi topic diskusi tersebut.

Kedua penyaji dalam penyampaian apresiasinya berpandangan yang sama, bahwa cerpen-cerpen tersebut diangkat dari realita yang dekat dengan manusia hari ini. Sehingga pembaca merasa begitu dekat dengan tema-tema yang diangkat. ''Cerpen beliau selain disajikan dengan bahasa yang terkesan artistik, juga menampilkan diri dengan ‘kepolosan’ tokoh yang terkesan sederhana, namun memiliki kekayaan makna di sebaliknya,'' ungkap Nafi'ah yang juga pengarang novel Suraya.

Ahmad Ijazi Hasbullah (AIH) membahas cerpen ''Ke Langit Bersama Azan Maghrib'' yang dimuat di Republika pada Ahad 6 Agustus 2016. Menurut Ahmad Ijazi Hasbullah, judul cerpen ini terasa megah, puitis dan mengandung daya magnet yang kuat sehingga pembaca penasaran. Dan setelah dibaca, cerpennya menarik.

''Menurut saya, kelebihan cerpen ini salah-satunya kemampuan penulisnya meramu konflik yang ringan dan sederhana menjadi cerita yang bagus dan menarik. Selanjutnya penulis memiliki kekayaan kosa-kata Melayu yang kental, dan menurut saya, diksi-diksinya ini lumayan langka karena baru di cerpen ini saya menemukan diksi-diksi seperti ini, seperti ''hencut'' dan lain-lain. Penulis juga memiliki kemampuan merangkai kata menjadi kalimat yang tersusun tidak biasa, tidak seperti cerepen-cerpen biasa lazimnya, contoh: Wak Kadir mengayuh becaknya sekuat-dapat. Biasanya sekuat tenaga. Bagi saya itu menarik karena jarang dibuat begitu. Atau hamun-makinya tak berjeda. Penulis juga memiliki kepiawaian meletakkan metafora yang indah di beberapa bagian ceritanya, contoh lelaki berambut salju. Wajah perempuan itu seperti sinar matahari terbit seusai malam dihempas hujan. Itu terasa puitis. Selanjutnya seperti seteduh hujan yang sedang berlabuh, dan lain sebagainya. Itulah beberapa kalimat yang mengandung metafora. Selanjutnya penulis berhasil mewarnai cerita dengan nuansa religi. Contoh: Wak Kadir mulai mendayung becaknya dengan basmalah. Dan banyak lagi,'' ungkap sastrawan Riau yang sering memenangkan lomba tingkat nasional ini.

Lebih lanjut AIH memaparkan, bahwa dari beberapa kelebihan tersebut, cerpen ini masih memiliki kekurangan, yaitu di bagian endingnya masih biasa sehingga eksekusinya masih terasa seperti cerpen-cerpen kebanyakan.

''Pesan moral cerpen yang hendak disampaikan di cerpen ini adalah bekerjalah dengan penuh semangat seperti Wak Kadir yang bekerja menarik becak dengan penuh semangat meski usianya sudah renta, ia menjalani takdirnya dengan iklhlas tanpa berkeluh-kesah atas penderitaan hidupnya hingga akhir hayatnya,'' jelas Ijazi.

Dalam diskusi hari itu Griven tak bisa menyembunyikan rasa harunya, karena baru kali ini ada komunitas yang berkenan mengapresiasi karyanya di ruang diskusi tanpa ia minta. ''Terima kasih kepada FLP yang telah memberikan apresiasi kepada karya saya. Ini adalah sebuah kehormatan bagi saya. Saya tidak pernah merencanakan ini. Tapi Allah Swt yang menakdirkan ini semua. Kita boleh berbuat tapi yang Maha Kuasa jua penentuan nasib karya kita'' katanya.

''Bagi saya pengarang adalah penyambung ‘lidah nabi’. Apapun sesuatu yang saya anggap benar perlu saya tulis. Ketika tulisan itu sudah selesai minimal saya sudah meluahkan uneg-uneg dalam diri saya. Paling tidak tulisan yang sayatulis itu sebagai nasehat buat saya pribadi. Syukur-syukur kalau ada pembaca yang menangkap pesan dari cerpen-cerpen saya,” imbuhnya.

Hadir pada momen itu sejumlah pengarang Riau seperti Alam Terkembang, Suci Ramadhani, Wirda Hayati, Afrina Putri Kazain, Mulyati Umar, Ardilo Indragita, Yuli S Smart, dan ratusan peserta dari FLP (Forum Lingkar Pena Riau).

Di akhir tahun 2018 ini FLP Wilayah Riau melalui Divisi Karya akan mengangkat cerpen-cerpen Indonesia dalam bahasan diskusi, dan diutamakan cerpen-cerpen karya pengarang Riau. Termasuk juga karya-karya puisi dari penyair Indonesia. Seperti yang telah dibahas sebelumnya yakni karya Rida K Liamsi, Faisal Oddang, Taufik Ikram Jamil, dan lain sebagainya.

Diskusi Hitam-Putih Cerpen Indonesia ini rutin digelar oleh FLP Wilayah Riau melalui divisi karya pada pekan pertama dan ketiga setiap bulannya, dan terbuka untuk umum. (rls)

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:Umum, Riau, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/