Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
20 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
22 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
15 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
15 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
20 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
6
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Olahraga
10 jam yang lalu
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Berdindingkan Atap dan Tak Berlantai, Begini Penampakan Satu Sekolah di Kateman Inhil

Berdindingkan Atap dan Tak Berlantai, Begini Penampakan Satu Sekolah di Kateman Inhil
Jum'at, 14 Desember 2018 15:31 WIB
TEMBILAHAN - Sebuah sekolah yang berada di Desa Penjuru, Kecamatan Kateman, Inhil, Riau terlihat tidak layak untuk dijadikan tempat belajar dan mengajar, karena hanya beratap dan berdinding daun nipah dan tak berlantai.

Sekolah itu adalah Masrasah Aliyah  (MA) Darul Falah, yang menjadi satu-satunya sekolah setingkat SMA di desa tersebut.

Salah seorang guru di sana, Herman, saat dikonfirmasi GoRiau.com, Jumat (14/12/2018) sore menjelaskan, bahwa bangunan tersebut adalah bangunan darurat.

"Kita sedang membangun untuk ruang kelas, tapi belum selesai. Sudah sekitar 3 tahun bangunan itu kita fungsikan," jelasnya.

Karena kondisnya yang seperti itu, dikatakan Herman bangunan tersebut sudah tidak bisa lagi difungsikan karena jika hujan selalu bocor dan kebanjiran.

Karena bangunannya yang tidak layak itu, dikatakannya, jumlah siswa yanh sebelumnya lebih dari 100 orang, kini hanya tersisa 53 orang.

Hadirnya MA itu sendiri, dikatakan Herman karena setiap lulus dari sekolah tingkat SMP sederajat, anak-anak di desa itu umumnya tidak melanjutkan sekolah karena tidak ada sekolah setingkat SMA.

"Di sekolah ini muridnya lebih banyak yang tidak mampu, karena kondisi bangunannya yang seperti ini. Tapi mudah-mudahan bangunan baru yang sedanh kami buat bisa cepat terselesaikan," harap Herman. ***

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:Pendidikan, Riau, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/