Setelah Melihat Harga Kebutuhan yang Tinggi, Mantan Bupati Kampar Jefri Noer akan Buat Program Rumah Pangan
Penulis: Astri Jasiana Nindy
Enam mata rantai yang dimaksudkan yaitu 6 tangan penyaluran agar sampai ke desa. Dan sekarang Jefri berusaha dalam rumah pangan ini untuk melakukan pemotongan menjadi 3 mata rantai tersebut. Dan jika ditotalkan pemotongan tersebut bisa menghemat 15 persen harga pembelian sembako.
''Kita anggap saja pemotongan 15 persen. Kalau ibu-ibu itu belanja Rp1 juta perbulan, berarti ia bisa menghemat Rp100.000,'' kata Jefri Noer di pesantren Ibnu Al Mubarok Jalan Sri Palas, Rumbai Bukit, Rumbai, Kota Pekanbaru, Minggu (27/01/2018).
Ia juga mengatakan saat ini Rumah Pangan mamanya masih warung desa. Dan akan diterapkan pada awal bulan Februari, dengan melakukan uji coba di Kabupaten Kampar dengan 200 titik penyebarannya. Adapun yang didistribusikan yaitu sembilan bahan pokok (Sembako) seperti beras, gula, minyak, dan garam.
Selain itu, keuntungan dari rumah pangan ini yaitu dilihat dari pelayanannya, serta harga yang jelas lebih murah. Jika nantinya dalam program sembako ini sudah berjalan lancar. Jefri Noer juga akan melanjutkan dengan program sandang, konsumtif, dan masih banyak lagi dengan harga yang terjangkau.
Tidak hanya itu, ia juga menceritakan sebuah kisah pesantren yang ia dirikan. Yang kini bernama Pesantren Ibnu Al Mubarok, pesantren ini berdiri sejak tahun 1998. Tempat yang saat ini merupakan asrama dua lantai, itu awalnya bangunan yang beratapkan daun dengan luas bangunan 10 x 12 meter dan saat itu jumlah hanya santri 17 orang.
Namun sekarang setelah berdiri hampir 20 tahun, pesantren Ibnu Al Mubarok, yang awalnya hanya memiliki luas tanah sekitar 4 hektar, sekarang sudah lebih kurang 11 hektare. ***