Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
15 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
14 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
15 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
16 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
14 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
6
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
17 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Jokowi Sebut Driver Online Pekerjaan Masa Depan, KATO: Kami Korban Nyata Revolusi Industri 4.0

Jokowi Sebut Driver Online Pekerjaan Masa Depan, KATO: Kami Korban Nyata Revolusi Industri 4.0
Minggu, 03 Februari 2019 20:54 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Komite Aksi Transportasi Online (KATO) mendesak pemerintah untuk segera membuat regulasi revolusi industri 4.0 di sektor transportasi.

Lambannya pemerintah, dinilai menjadikan driver online atau ojek online (Ojol) sebagai korban kemajuan zaman.

Ketua presidium KATO, Yudi Arianto mengatakan, transportasi online adalah adalah contoh Revolusi Industri 4.0 dimana migrasi kepada digital economi terjadi. Hal ini berimbas pada situasi bisnis yang tentu membutuhkan peran negara dalam memberi kepastian posisi hukum termasuk soal status ketenagakerjaannya.

"Jadi saat ini masih abu-abu statusnya dan korban nyata terbesar dari Revolusi Industri 4.0 di transportasi, ya para driver online dan ojol," kata Yudi kepada GoNews.co, Minggu (3/02/2019).

"Mereka (driver online dan Ojol-red) dibilang mitra tapi semua perjanjian ditentukan sepihak oleh aplikator," Yudi menambahkan.

Persoalan kepastian hukum, kata Yudi, juga tak terlepas dari jaminan sosial yang seharusnya menjadi hak driver online dan Ojol. Saat ini, bukan perusahaan yang membayar iuran BPJS Kesehatan/Ketenagakerjaan para driver online dan ojol.

"Gembar-gembor para aplikator katanya memfasilitasi itu sebatas pendaftaran saja. Andaipun ada asuransi, itu juga driver 100% yang bayar, bukan Aplikator. Malah aplikator dapet untung dari driver!," tukas Yudi menjelaskan.

KATO, kata Yudi, dengan jumlah anggota berkisar 100 ribuan driver mobil online dan ojol, akan terus menuntut keadilan dan kepastian hukum kepada pemerintah.

Sebelumnya, dalam sebuah acara silaturahim dengan driver online di JIEXPO Kemayoran, Jakarta pada Sabtu (12/01/2019), Presiden Joko Widodo mengungkap kebanggaannya kepada para driver online dan ojol. Bagi Presiden, mereka merupakan orang-orang yang berani menembus batas ke model profesi masa depan.

"Berani keluar dari zona nyaman. Berani ke luar dari tradisi dan model pekerjaan baru, model pekerjaan masa depan. Transportasi online," kata Presiden kala itu.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Ekonomi, Pemerintahan, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/