Hasto Sebut Warga Sulit Jawab 3 Keberhasilan Prabowo, Fahri Hamzah: Pertama, Ambil 01 dari Solo

JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah memberikan komentar terkait pernyataan Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto soal keberhasilan calon presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Hal itu disampaikan Fahri Hamzah melalui akun Twitternya, @Fahrihamzah, Minggu (3/2/2019). Awalnya, Fahri Hamzah mentautkan pemberitaan terkait pernyataan Hasto Kristiyanto soal keberhasilan Prabowo Subianto.

Hasto Kristiyanto menyebut masyarakat kesulitan menjawab terkait tiga keberhasilan Prabowo Subianto.

Menanggapi hal itu, Fahri Hamzah memberikan tiga keberhasilan Prabowo Subianto. Pertama, Prabowo Subianto telah 'mengambil' 01 dari Solo. Lalu, mencalonkan 01 menjadi Gubernur DKI Jakarta. Ketiga, membiayai Pilkada sampai 01 menang.

"1. Ambil 01 dari solo. 2. Calonkan 01 jadi DKI-1, 3. Biayai Pilkada sampai 01 menang," tulis Fahri Hamzah.

Sementara itu dikutip dari Tribunnews.com, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto menyebut warga akan kesulitan menjawab saat ditanya tiga keberhasilan Prabowo Subianto.

"Setiap pertemuan dengan masyarakat kami selalu bertanya, sebutkan tiga keberhasilan pak Prabowo, banyak yang kesulitan menjawab itu," tutur Hasto di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (3/2/2019).

Bahkan, Hasto juga melontarkan pertanyaan serupa kepada kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk menjawab keberhasilan Prabowo kaitannya dengan bangsa dan negara.

"Silakan dijawab oleh mereka apa tiga keberhasilan Pak Prabowo untuk bangsa dan negara," ujarnya.

Hal itu disampaikan Hasto untuk menjawab klaim dari cawapres 02 Sandiaga Uno terkait hasil survei internal mereka.

Dalam hasil survei internal yang dilakukan menunjukan selisih elektabilitas paslon 01 dan 02 sudah di level single digit.

Elektabilitas Prabowo-Sandi diklaim sudah lampaui angka 40 persen.

Sandiaga mengatakan saat ini masyarakat, khususnya para pemilih mengambang menjadi lebih banyak setelah pelaksanaan debat pertama pilpres kemarin.

Padahal, menurut Hasto, dalam survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga, jarak elektabilitas Jokowi-Ma'ruf punya selisih 20,3 persen, sedangkan di ranah media sosial jauh lebih mendominasi yakni 60,3 persen.

Sehingga, menurutnya, saling klaim hasil survei elektabilitas dalam konteks pesta demokrasi merupakan hal yang biasa.

"Dari survei kami minumum perbedaannya 20,3 persen. Belum sosmed sekarang kami jauh lebih unggul 60,3 persen. Sehingga dalam konteks seperti ini klaim itu biasa," katanya.***