Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
19 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
22 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
14 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
14 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
19 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
6
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Olahraga
9 jam yang lalu
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Tuding Ada Unsur Politik, Kapitra Sarankan Masyarakat Bermunajat di Rumah atau Masjid

Tuding Ada Unsur Politik, Kapitra Sarankan Masyarakat Bermunajat di Rumah atau Masjid
Kamis, 21 Februari 2019 18:47 WIB
JAKARTA - Alumni aksi 212 menggelar aksi di area Monumen Nasional (Monas). Acara yang diberi nama Munajat 212 ini diisi dengan doa bersama, shalawat serta salat Magrib berjamaah ini turut mengundang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Mantan kuasa hukum Habib Rizieq Syihab, Kapitra Ampera mengatakan biasanya seseorang akan bermunajat di rumah masing-masing atau di masjid.

"Orang bermunajat itu di rumah masing-masing atau di masjid. Sementara di sekitar Monas itu kan banyak masjid," katanya di Jakarta, Kamis (21/2).

Selain itu ia menilai acara tersebut sarat unsur politis. "Saya pikir nggak ada urgensinya, karena itu kan politisasi ibadah. Dan dalam ideologi Islam mana ada mobilisasi massa untuk munajat kecuali untuk politik," tuturnya.

Unsur politis, lanjutnya, juga terlihat dari sejumlah ketua umum partai politik yang ikut diundang.

"Politisnya kental-lah dan itu kemasan aja itu, saya pikir masyarakat nggak usah ngikutin itu. Dan itu sudah terlalu jauh, masa Monas dijadikan central ibadah, bagaimana mungkin kok itu rumah ibadah dipindahkan ke Monas?" ujarnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Merdeka.com
Kategori:DKI Jakarta, Politik, Pemerintahan, Peristiwa, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/