Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
21 jam yang lalu
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
2
Sejarah Baru Perjalanan Sepakbola Indonesia Diawali Keputusan Iwan Bule Pilih Shin Tae-yong
Olahraga
22 jam yang lalu
Sejarah Baru Perjalanan Sepakbola Indonesia Diawali Keputusan Iwan Bule Pilih Shin Tae-yong
3
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
9 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
4
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
8 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
5
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
7 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
6
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
7 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Jokowi Tegaskan Kartu Pra Kerja Tak Bebani APBN

Jokowi Tegaskan Kartu Pra Kerja Tak Bebani APBN
Senin, 11 Maret 2019 14:18 WIB
JAKARTA – Presiden Joko Widodo menegaskan, program Kartu Pra Kerja yang bakal diluncurkannya nanti tidak akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN. Meski begitu, dia belum mau menjelaskan secara rinci pos anggaran mana yang akan dialokasikan untuk program tersebut.

Menurut dia, program tersebut harus dilihat sebagai bentuk investasi pemerintah untuk memajukan sumber daya manusia Indonesia. Sebab, ditegaskannya, pemegang kartu tersebut bakal mendapat insentif atau gaji meski belum mendapat pekerjaan sehingga bisa lebih produktif.

"Ya seperti yang saya sampaikan bahwa dalam lima tahun ke depan itu kita ingin berkonsentrasi fokus pembangunan sumber daya manusia secara besar-besaran ya salah satunya ini," katanya di Istora Senayan, Jakarta, Minggu 10 Maret 2019.

Dia pun menuturkan, pemegang kartu ini, dimulai dari lulusan Sekolah Menengah Pertama hingga lulusan kuliah, akan terlebih dahulu dimasukkan program pelatihan atau vokasi yang dibimbing oleh sektor swasta. Dengan harapan, setelah dilatih bisa langsung direkrut untuk bekerja di perusahaan itu.

"Merugikan gimana? Ini lho ya kartu pra kerja kan yang sering ditanyakan, ini jadi nanti lulusan SMP, SMK, SMA atau Universitas, misalnya setelah megang ini akan di-training, di-trainingnya itu bisa BUMN bisa swasta, bisa juga kementerian atau pemerintahan," paparnya.

"Tapi dalam jumlah yang banyak, bisa dalam negeri bisa di luar negeri, jadi yang pegang ini, wajib ikut training, dapat insentif honor, kalau trainingnya selesai dia belum dapat pekerjaan, diberikan insentif honor sampai waktu tertentu, bisa enam bulan," tambah dia.

Sumber Daya Manusia, menurut dia, memang perlu untuk terus didorong agar lebih berkualitas. Lantaran, persaingan kerja saat ini, baik di dalam maupun luar negeri, sudah semakin sulit. Karenanya, pemberian insentif tersebut dikatakannya bisa memacu SDM semakin berkualitas, dan memastikan agar Indonesia tidak selalu terjebak ke dalam area negara yang berpendapatan menengah.

"Ya supaya kita tidak terjebak pada negara berpendapatan menengah, middle income trap. Karena banyak negara yang sudah mengalami ini tidak bisa naik jadi negara maju karena terjebak pada infrastruktur yang tidak siap, SDM yang tidak siap, pelajaran itu yang harus kita ambil sebagai pengalaman," tuturnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Viva.co.id
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/