Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
21 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
15 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
17 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
9 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
10 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
14 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Di Palembang, Sandi Tegaskan Ekonomi Itu Berbeda dengan Politik, Bukan Sekedar Pencitraan

Di Palembang, Sandi Tegaskan Ekonomi Itu Berbeda dengan Politik, Bukan Sekedar Pencitraan
Jum'at, 17 Mei 2019 18:12 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
PALEMBANG - Terpuruknya neraca perdagangan dinilai Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Sandiaga Salahudin Uno sebagai bentuk kurang cermatnya pemerintah dalam mengelola keuangan negara. Sebab, berbeda dengan politik yang sarat pencitraan, tata kelola ekonomi dibutuhkan perhitungan yang matang.

Hal tersebut disampaikan oleh Sandi dihadapan ratusan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang di Aula Universitas Muhammadiyah, Jalan Jenderal Ahmad Yani 13 Ulu Seberang Ulu II, 13 Ulu, Plaju, Palembang, Sumatera Selatan pada Jumat (17/5/2019).

"Peringatan Ibu Menteri Keuangan tentang tanda tanda ekonomi
Menurun harus kita cermati. Politik bisa saja diurus dengan sekedar membangun persepsi, pencitraan. Tapi mengurus ekonomi ada logika sendiri, matematis dan sangat jelas hubungan sebab akibatnya," ungkap Sandi.

Kondisi tersebut ditunjukkan lewat sejumlah situasi, seperti tidak adanya investasi yang menyebabkan lapangan kerja serta pemasukan negara lewat pajak akan berkurang.

Kondisi serupa terjadi apabila pemerintah tidak menyusun kebijakan yang konsisten, sehingga berujung pada ketidakpastian hukum dan regulasi yang memicu sulitnya investasi masuk ke dalam negeri.

"Bila pemimpin pemerintahan tak mampu membangun stabilitas maka pengusaha akan was-was dan menahan diri untuk berinvestasi. Bila Penerimaan negara menurun, maka belanja akan menurun dan perputaran ekonomi nasional pasti akan terpengaruh," ungkap Sandi.

Begitu juga dengan penyelesaian masalah soal defisit neraca perdagangan yang kini terjadi. Defisit yang tercatat paling buruk sejak Indonesia merdeka itu menurutnya harus diselesaikan dari aspek mendasar, yakni kebijakan pemerintah yang berpihak kepada rakyat.

"Hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi tak mungkin diselesaikan tanpa penanganan aspek fundamental," tegasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/