Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
19 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
2
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
18 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft
3
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
20 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
4
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
21 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
5
Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kematian Usai Ultah ke-40
Umum
18 jam yang lalu
Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kematian Usai Ultah ke-40
6
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Olahraga
19 jam yang lalu
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Gara-gara Tak Masuk BDT, 7.352 Orang Miskin di Kuansing Terancam Tak Bisa Lagi Gunakan KIS

Gara-gara Tak Masuk BDT, 7.352 Orang Miskin di Kuansing Terancam Tak Bisa Lagi Gunakan KIS
Kartu Indonesia Sehat
Selasa, 09 Juli 2019 09:11 WIB
Penulis: Wirman Susandi
TELUKKUANTAN - Kementerian Sosial (Kemensos) akan me-nonaktifkan 7.352 orang miskin Kuantan Singingi (Kuansing), Riau yang selama ini menjadi Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan (JK) APBN.

Menurut data yang dihimpun GoRiau.com dari BPJS Kesehatan, masyarakat miskin Kuansing yang akan dinonaktifkan akses kesehatannya karena tidak masuk dalam Basis Data Terpadu (BDT).

Dimana, 2.827 orang sudah pernah mendapat layanan kesehatan di fasilitas kesehatan. Sedangkan 4.525 orang belum pernah mendapatkan layanan kesehatan.

Jika sudah dinonaktifkan, secara otomatis Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang mereka pegang tidak lagi bisa digunakan.

Menanggapi hal ini, Plt Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (DissosPMD), Napisman menyatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan tidak masuknya orang miskin tersebut dalam BDT.

"Data ini masih data lama dan BDT baru ada sekitar tahun 2017, kalau tidak salah. Jadi, ada data yang salah dan itu kita lakukan verifikasi setiap tahun," ujar Napisman.

Ia mengaku kesulitan dalam memverifikasi karena keterbatasan personil. Karena itu, verifikasi data BDT dilakukan secara bertahap. "Ada 10 desa tahun ini, itu dulu yang kita kerjakan dan begitu juga untuk tahun depan."

"Kalau kita kerjakan sekaligus, tak sanggup, karena keterbatasan personil. Sekarang saja kita sudah berdayakan pendamping," ujar Napisman.

Untuk 7.352 orang yang akan dinonaktifkan, lanjut Napisman, BPJS Kesehatan ingin pindahkan sebagai tanggungjawab daerah.

"Namun, kita tidak mau. Kita usahakan dulu. Kita sudah kirim data ke pusat dan mudah-mudahan tidak jadi dinonaktifkan. Setidaknya, jumlahnya tidak sebanyak itu," ujar Napisman.

Dikatakan Napisman, Pemkab Kuansing mampu menanggung iuran BPJS untuk 7.352 orang tersebut. Menurutnya, setiap tahun Pemkab Kuansing menerima uang kompensasi rokok.

"Uang kompensasi ini mampu meng-cover 16 ribu orang. Cuma, kalau 7.352 orang ini ditampung, tentu kita tidak bisa menambah lagi," papar Napisman.***

Kategori:Umum, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/