Dikalahkan Amerika Serikat, Tim Voli Pantai Indonesia Berburu Perunggu

DOHA - Tim Voli Pantai Putra Indonesia kembali gagal menaklukkan Amerika Serikat dalam petemuan kedua di babak semifinal cabang Voli Pantai 4x4 Putra World Beach Games I 2019.

Bermain di Gharafa Beach Complex, Doha, Qatar, Selasa (15/10/2019) pukul 18.00 waktu setempat atau 23.00 WIB, pasukan Merah Putih kalah dengan skor 21-15, 21-12.

Di laga ini, penampilan Rendy Verdian Licardo dan kawan-kawan tidak seperti saat menyingkirkan Australia di perempat final. Mereka banyak melakukan kesalahan dan tak mampu menekan permainan Tim Negeri Sam.

"Ya, penampilan anak-anak memang terlalu monoton. Tosser I Ketut Ardana terlalu banyak mengumpan bola kepada Rendy sehingga dengan gampang dibaca lawan," kata pelatih kepala Tim Voli Pantai Indonesia, Slamet Mulyanto yang ditemui usai pertandingan.

Tidak konsistennya permainan Rendy dan kawan-kawan tersebut cukup dimaklumi Slamet Mulyanto. Pasalnya, sebagian dari mereka merupakan pemain junior yang belum banyak memiliki jam terbang. "Separuh materi pemain Tim Voli Pantai Indonesia itu kan masih junior dan kurang pengalaman bertanding," jelasnya.

Dengan hasil ini, Tim Voli Pantai Putra Indonesia gagal melangkah menujui partai puncak. Mereka harus berburu medali perunggu menghadapi Tim Voli Pantai Polandia yang dikalahkan tuan rumah Qatar dengan skor 22-24 dan 22-12 dalam pertandingan yang akan digelar di Katara Beach Doha, Qatar, Rabu (16/12/2019) pukul 16.00 waktu setempat atau pukul 20.00 WIB.

"Kita akan memompa kembali semangat anak-anak agar bisa melupakan kekalahan dari Amerika Serikat. Dan, kita akan meminta mereka fokus menghadapi Polandia karena peluang untuk meraih medali perunggu cukup terbuka," kata Slamet Mulyanto.

Perebutan medali emas akan mempertemukan tim ruan rumah Qatar menghadapi Amerika Serikat yang akan digelar di tempat yang sama. "Tim Qatar memang sejak awal diunggulkan menjadi juara di World Beach Games 2019. Mereka tampil tanpa terkalahkan sampai ke final perebutan medali emas," ujar anggpta Tim Monitor dan Evaluasi (Monev), Octavianus.***