Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
13 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
12 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
13 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
14 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
12 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
6
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
15 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Defisit Membengkak, PKS Dorong Pemerintah Optimal Kelola Anggaran

Defisit Membengkak, PKS Dorong Pemerintah Optimal Kelola Anggaran
Selasa, 19 November 2019 19:14 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar

JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI, Ecky Awal Mucharam menyoroti melebarnya realisasi defisit per Oktober 2019, yang mencerminkan belum optimalnya pengelolaan anggaran oleh pemerintah.

“Data menunjukkan bahwa defisit per Oktober melebar menjadi Rp 289 triliun, atau meningkat 22% apabila dibandingkan realisasi defisit tahun sebelumnya” kata Ecky di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/11/2019).

Ecky mengatakan “Membengkaknya defisit ini merupakan cerminan belum optimalnya Pemerintah dalam mengelola anggaran, dan belum adanya skema mitigasi shortfall pendapatan yang cukup jelas.”

Politisi dari Dapil Jawa Barat III ini pun meminta kepada Kementerian Keuangan untuk terus mewaspadai berbagai pos penerimaan negara, terutama PNBP yang cenderung memiliki volatilitas tinggi. Menurutnya “Pemerintah saat ini masih belum memiliki desain yang baik untuk mengatasi volatilitas PNBP, terutama karena masih bergejolaknya harga minyak global”.

Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini pun menilai bahwa Indonesia juga belum bisa memaksimalkan potensi pendapatan perpajakan yang ada. Sehingga yang didapat belum optimal.

“Selama lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan penerimaan pajak Indonesia setiap tahunnya hanya sebesar 5,73 persen. Sangat jauh apabila dibandingkan pertumbuhan pada periode 2005-2009 yang mencapai 17,56 persen per tahun," tukas Ecky.

Ecky juga meminta kepada Kementerian Keuangan untuk terus mendorong tax ratio yang selama lima tahun terkahir mengalami stagnansi pada level 10-11%. Menurutnya, “Stagnansi tax ratio ini disebabkan oleh masih belum jelasnya strategi intensifikasi dan ekstensifikasi perpajakan yang dimiliki oleh Pemerintah,".

Hal lain yang menjadi catatan Ecky adalah membengkaknya angka defisit hingga akhir tahun. Katanya, “target defisit yang menjadi kesepakatan di APBN 2019 adalah sebesar Rp 296 Triliun atau 1,84 persen PDB, dengan membengkaknya defisit per Oktober, dan masih ada 27% belanja negara hingga akhir tahun, maka realisasi defisit bisa Rp 25-50 Triliun lebih tinggi dari target awal,".

Lebih lanjut, menurut Ecky membengkaknya defisit artinya Pemerintah akan menerbitkan utang baru. "Utang yang terus menumpuk dan tidak dikelola dengan baik justru dapat menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi, serta membuat ekonomi Indonesia rentan akan external shock," ***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/