Termakan Hoax, Jumlah Kematian karena Metanol di Iran Lebih Tinggi dari Korban Tewas Corona
"Ada yang menginformasikan, sejumlah orang sembuh setelah terjangkit virus corona karena meminum wiski dan menggunakan cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol yang akrab disebut hand sanitizer," kata Hossein dikutip dari liputan.com, Minggu (29/3/2020).
Lansiran yang bersumber dari laporan VOA Indonesia itu menyebut, informasi keliru tersebut membuat banyak orang berburu minuman beralkohol yang sebetulnya ilegal diperdagangkan di Iran. Bahkan, tak sedikit yang berburu cairan kimia metanol (methyl alcohol) yang sesungguhnya beracun, dan tidak terbukti memiliki efek menyembuhkan.
Media-media Iran melaporkan, hampir 300 orang tewas dan lebih dari 1.000 lainnya jatuh sakit setelah meminum methanol di berbagai penjuru Iran, termasuk seorang anak berusia lima tahun yang kini buta karena orangtuanya memberinya metanol.
Untuk diketahui, metanol tidak dapat tercium atau dirasakan lidah bila dicampur dengan minuman. Cairan kimia itu bisa menimbulkan kerusakan organ vital dan otak. Gejala-gejala keracunan methanol termasuk nyeri dada, mual-mual, gangguan pernafasan, kebutaan dan bahkan koma.
Di sejumlah provinsi di Iran, termasuk Khuzestan dan Fars, jumlah kematian akibat metanol melebihi jumlah kematian akibat virus corona.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | DKI Jakarta, Peristiwa, Umum, GoNews Group |