Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
22 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
2
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
22 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
3
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
DPD RI
21 jam yang lalu
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
4
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
Pemerintahan
21 jam yang lalu
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
5
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Olahraga
22 jam yang lalu
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
6
Cleberson Siap Jalankan Instruksi Demi Tiket Final
Olahraga
21 jam yang lalu
Cleberson Siap Jalankan Instruksi Demi Tiket Final
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Ekses Pandemi Corona, Kementerian Pertanian Harus Diperkuat Cegah Krisis Pangan

Ekses Pandemi Corona, Kementerian Pertanian Harus Diperkuat Cegah Krisis Pangan
Senin, 13 April 2020 23:27 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menilai refocusing anggaran yang dilakukan pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19, salah satunya dengan mengurangi anggaran Kementerian Pertanian sekitar Rp 3,6 triliun, perlu ditinjau kembali. Mengingat beban berat yang akan dihadapi Kementerian Pertanian untuk mewaspadai ketersediaan pangan sebagai salah satu ekses pandemi Covid-19.

"Food and Agriculture Organization (FAO/Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) mengingatkan berbagai negara dunia bahwa pandemi Covid-19 bisa menyebabkan krisis pangan dunia, baik dalam hal ketersediaan maupun harga yang melonjak tajam. Hal ini lantaran terganggunya aktivitas tenaga kerja dan rantai pasokan. FAO memprediksi jika berbagai negara tak melakukan antisipasi sejak dini, krisis pangan besar kemungkinan mulai terasa pada Mei dan Juni mendatang. Tak menutup kemungkinan akan berlanjut hingga dua tahun ke depan menjelang situasi dunia kembali normal," ujar Bamsoet di Jakarta, Senin (13/4/20).

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menambahkan, selain mengantisipasi penyebaran Covid-19, pemerintah juga perlu mendukung penguatan peran Kementerian Pertanian sebagai lembaga negara yang berada di garis depan menjaga rantai pasokan pangan nasional. Jangan sampai ketika berhasil keluar dari krisis kesehatan pandemi Covid-19, Indonesia justru malah memasuki krisis baru berupa krisis pangan.

"Vietnam dan Thailand sebagai dua negara pemasok komoditi beras di Asia Tenggara, sudah mulai menangguhkan ekspornya. Begitupun Rusia yang menahan ekspor gandum. Mereka sudah mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terjadinya krisis pangan. Tak menutup negara lain yang selama ini memiliki keunggulan di komoditas pangan akan turut melakukan hal serupa," tandas Bamsoet.

Atas dasar itu, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini meminta Kementerian Pertanian justru diperkuat. Sehingga bisa mendorong para petani dan industri pangan lebih bergeliat. Pandemi Covid-19 menjadi pelajaran bagi Indonesia bahwa sudah waktunya Indonesia berdaulat di bidang pangan. Tidak terus mengandalkan impor dalam mencukupi kebutuhan pangan nasional.

"Terlalu beresiko bagi bangsa dengan penduduk sekitar 267 juta jiwa jika hanya mengandalkan impor untuk mencukupi kebutuhan pangan nasionalnya. Kejadian pandemi Covid-19 menjadi tantangan Kementerian Pertanian untuk menata kembali target kinerjanya mewujudkan kedaulatan pangan," pungkas Bamsoet.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/