Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
18 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
18 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
3
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
19 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
4
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
19 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
20 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
18 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Nangis Depan Polisi, Ade Ngaku Doakan Medis Kena Corona karena Frustrasi

Nangis Depan Polisi, Ade Ngaku Doakan Medis Kena Corona karena Frustrasi
Kamis, 16 April 2020 16:06 WIB
JAKARTA - Desmaizar alias Ade (41) memberikan keterangan berubah-ubah kepada penyidik Polres Payakumbuh soal motifnya mendoakan paramedis agar terkena virus Corona (COVID-19). Sebelumnya, Ade mengatakan menyimpan sakit hati karena mendapat perlakuan buruk seorang perawat.

Namun kini dia mengaku frustrasi lantaran tak memiliki pekerjaan dan iri melihat tenaga medis yang mendapat insentif dari pemerintah. Warga Jorong Indo Baleh Timur, Nagari Mungo, Luhak, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar), ini merasa terdorong untuk menulis doa buruk ke perawat setelah melihat iklan.

"Karena dia melihat iklan di TV bahwa dokter dan perawat 'Biar kami yang bekerja, kamu di rumah saja'. (Tagihan) bank tetap bayar, kredit motor tetap bayar. Enak saja dokter dan perawat, nyuruh kami di rumah, emangnya gaji kamu (dokter/perawat) mau dikasih kan ke kami', begitu omongannya," kata Kapolres Payakumbuh AKBP Donny Setiawan kepada detikcom, Kamis (16/4/2020).

Donny juga menyebut pelaku mengaku kesal karena tak mendapat bantuan dari pemerintah. Dia pun meluruskan, Ade merupakan seorang buruh harian lepas, bukan pedagang seperti yang disebutkan sebelumnya.

"Karena tidak dapat bantuan. Gaji Rp 100 ribu per hari, kerja buruh harian lepas. Anak 5, istri nggak kerja. Intinya, pelaku jengkel dengan pemerintah. Iri dengan dokter dan perawat karena dapat bantuan. Dia menilai rakyat kecil nggak dapat bantuan, nggak ada santunan," sambung Donny.

Donny menjelaskan cerita soal ada perawat yang mengambil buah sawo ibunya saat dirawat di rumah sakit pun hanya alibi Ade agar polisi memaklumi perbuatannya. Donny menuturkan Ade pun menangis di depan penyidik.

"Itu (cerita pengalaman perlakuan buruk dari perawat) alibi ternyata. Ini dia sudah ngaku (motif mendoakan paramedis terkena Corona), nangis-nangis di ruangan," ujar Donny.

Donny menerangkan Ade sudah dua pekan tak bekerja. Biasanya dia bekerja karena diajak temannya.

"Sudah nganggur dua minggu, kerja buruh harian pekerjaan irigasi. Itu kalau ada temannya yang ngajak. Dia frustrasi tak bekerja dan tak mendapat bantuan," ucap Donny.

Sebelumnya, Ade ditangkap polisi pada Senin (13/4) lantaran menuliskan doa agar makin banyak paramedis yang terinfeksi virus Corona (COVID-19). Pria tersebut menuliskan kata-kata yang mengandung ujaran kebencian di akun Facebook sang istri.

Penangkapan ini, kata Donny, didasari laporan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Payakumbuh dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Payakumbuh. Posting-an Ade tersebut viral pada Minggu (12/4). Ade pun sebelumnya sempat menyusun drama seolah akun Facebook istrinya diretas. Bahkan dramanya disempurnakan dengan laporan polisi palsu ke Polsek Luhak.

Donny menilai tulisan Ade bertujuan agar masyarakat menolak pemakaman tenaga medis yang positif Corona. Tulisan itu berbunyi 'Semoga makin bnyk Dokter dan Perawat jadi korban Corona ko,, dan smkin bnyk urg yg menolak untuak dmakam kan di bumi alloh ko,,sbb ksombongan itu pkaian setan,, bukan pkaian manusia,,,jadi kalau setan tu mati,,ndk Ado hak nyo bkubua d bumi Allah ko doh,,' di akun Facebook Nola Bundanya Asraf.

"Penghinaan dan ujaran kebencian ditujukan agar masyarakat menolak pemakaman dokter dan perawat yang terkena wabah Corona," ujar AKBP Donny, Rabu (15/4).***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Detik.com
Kategori:Sumatera Barat, GoNews Group, Hukum, Peristiwa, Umum
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/