Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
23 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
2
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
17 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
3
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
18 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
4
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
22 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
5
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Olahraga
12 jam yang lalu
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
6
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
Olahraga
12 jam yang lalu
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Imbas Corona, Suami Sakit, Yuyun Menahan Lapar 4 Hari, Anaknya Disuruh Puasa Seminggu

Imbas Corona, Suami Sakit, Yuyun Menahan Lapar 4 Hari, Anaknya Disuruh Puasa Seminggu
Senin, 20 April 2020 16:46 WIB
JAKARTA - Dampak pandemi virus corona benar-benar dirasakan rakyat kecil. Tak hanya keselamatan jiwa yang terancam, ternyata roda perekonomian mereka sudah lebih dahulu terhenti gara-gara pandemi yang tak berkeseudahan ini.

Simaklah cerita Yuyun Cahyaningsih, warga Kelurahan Pemancangan Baru, Kecamatan Cipocok jaya, Kota Serang. Buru setrika berusia 37 tahun itu kini sudah tidak bisa bekerja lagi. Pandemi corona membuat warga bertahan di rumah. Tak ada lagi baju yang harus dia setrika.

Sudah bisa ditebak. Yuyun, suami, dan anaknya, harus hidup dengan menahan lapar. Semua pemasukan sehari-hari kini terhenti gara-gara corona. "Kan enggak boleh keluar, jadi orang-orang ngegosok sendiri. Anak saya seminggu puasa, mulai dari Senin sampai Kamis kemarin," kata Yuyun, seperti dilansir dari Dream.co.id.

Kondisi keluarga ini semakin memprihatinkan setelah suami Yuyun jatuh sakit, sehingga tidak bisa memberi nafkah tambahan untuk keluarga. "Sakitnya (kepala), sudah lama. Enggak kerja, buruh lepas," tambah Yuyn.

Untungnya, Yuyun tinggal di rumah warisan suami. Sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk sewa tempat tinggal.

Mereka juga masih mujur karena berhasil menghubungi Relawan Banten Melawan Corona (RBMC). Keluarga Yuyun mendapat bantuan berupa kebutuhan pokok.

"Saya ngeluh enggak punya beras, gosokan saya sepi. Kemarin saya bingung, terus disuruh kontak Untirta (RBMC) peduli. Kepepet, saking kepepetnya, malu sebenarnya mah," terang Yuyun.

Koordinator RBMC, yang juga Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Hendra Leo Munggaran, mengatakan, bantuan itu sebagai bentuk kepedulian antar sesama.

Menurut Leo, bantuan yang diberikan kepada keluarga Yuyun berasal dari para donatur dan relawan yang bukan hanya berasal dari wilayah Banten saja.

"Ini sebagai salah satu bentuk kita membantu masyarakat Banten. Semua elemen harus bahu membahu menyelesaikan persoalan bangsa kita ini. Semoga kita semua bisa melewati masa krisis ini," katanya.

Leo pun berharap, di tengah kondisi Pandemi Covid 19 ini, semakin banyak warga yang memiliki kemampuan secara ekonomi, membantu warga lainnya yang kesulitan di tengah kondisi saat ini.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Dream.co.id
Kategori:Peristiwa, Ekonomi, Jawa Barat
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/