Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
14 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
2
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
14 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
3
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
9 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
4
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
10 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
5
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
11 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
6
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
8 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Kisah Gunawan, Berbulan-bulan Nganggur saat Kantornya Tutup Akibat Corona

Kisah Gunawan, Berbulan-bulan Nganggur saat Kantornya Tutup Akibat Corona
Ilustrasi (Istimewa)
Jum'at, 19 Juni 2020 14:29 WIB
JAKARTA - Gunawan (28) nelangsa. Virus corona yang menyebar dari China dan meluas ke Indonesia sejak Maret lalu telah membuat hidupnya berubah.

Perubahan paling terasa terjadi sejak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi mempersempit penyebaran virus corona pada April silam. Sejak saat itu, pekerja di dunia kreatif itu kehilangan penghasilannya.

Maklum, sejak PSBB berlaku, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memang melarang kerumunan orang di ruang publik. Kebijakan itu praktis membuat seluruh pekerjaan dan proyek yang telah ia susun dengan rapi tak dapat dieksekusi.

Pasalnya, rumah produksi (Production House) tempatnya bekerja di bilangan Bintaro, Jakarta Selatan ditutup. Efeknya, penghasilan puluhan juga rupiah per proyek yang biasa ia kantongi hilang dalam 3 bulan terakhir.

Sejak saat itu, praktis hidup Gunawan berubah total. Ia yang biasanya hanya menjadikan kontrakannya sebagai hotel tempat menumpang tidur, kini lebih sering di rumah.

Tak pernah lagi ia jajan dan berfoya-foya seperti biasanya. Demi bertahan hidup, ia bahkan harus mengubah kebiasaan foya-foyanya dengan belanja sendiri ke pasar dan masak di rumah.

Dia juga berjanji untuk tak wara-wiri keluar rumah jika tak ada keperluan jelas meski sebetulnya dia bukan introvert yang suka menyendiri di rumah. Ia berjanji pada dirinya untuk mengontrol pengeluarannya hingga ia dapat kembali bekerja.

Sampai saat ini ia mengaku belum tahu kapan ia akan menjalani kehidupan seperti itu. Sebagai pekerja lepas yang tak mendapat jaminan apa pun dari PH tempatnya bekerja, Gunawan hanya bisa pasrah menunggu hingga pemerintah menyiapkan protokol kesehatan untuk industri hiburan sehingga ia bisa bekerja lagi.

"Engga pernah kepikiran bakal kayak gini sih. Di rumah aja, mendem karena kalau keluar apa-apa duit," katanya beberapa waktu lalu.

Gunawan sebenarnya telah mencoba berbagai usaha untuk mengisi dompetnya dari menawarkan iklan dalam bentuk animasi hingga memproduksi iklan sederhana yang bisa dihasilkannya dari rumah.

Sayang, belum ada perusahaan yang memesan iklan akibat lesunya roda ekonomi. Mau tak mau Gunawan pun banting setir.

Untuk mengisi lauk di atas piring, ia membantu temannya memasarkan masker kain buatan rumah. Meski mengaku tak begitu tertarik menjajal dunia bisnis, namun ia tak punya banyak pilihan.

"Sementara bantu-bantu teman aja jualan masker, ga banyak sih (pendapatan) tapi ya cukup lah sampai nanti bisa shooting lagi," katanya.

Walaupun nelangsa, Gunawan berusaha untuk mengambil sisi positif dari masalah tersebut. Pasalnya, penyebaran wabah virus corona belakangan ini membuat keluarga dan temannya bisa lebih sering bersilaturahmi di rumahnya di Kembangan, Jakarta Barat.

Sebelumnya, rumah itu selalu kosong dari pagi hingga menjelang malam. Kehidupan Gunawan, tak jauh beda dengan Rizki (23).

Virus corona telah membuat perantau asal Kalimantan kelimpungan. Restoran di daerah Salemba tempatnya kerja sejak dua tahun lalu ditutup untuk sementara. Sudah dua bulan tak berpenghasilan. Rizki mulai khawatir.

Tak hanya memikirkan urusan perut, kekhawatiran bakal tak bisa membayarkan uang kos bulan depan juga membayanginya.

Rizki sempat berfikir untuk mencari kerjaan dengan mendaftar menjadi pengemudi ojek online. Namun, niat itu terpaksa diurungkannya setelah ia mendengar protokol pengemudi ojol yang hanya boleh mengantar barang sejak PSBB diberlakukan.

"Sama aja bohong," umpatnya.

"Sempet ditawarin temen ikut grup relawan gitu yang dibayar per hari tapi katanya juga lagi sepi job (kerjaan). Sementara belum ada sih kerjaan, masih nganggur," katanya.

Harapan baru menggelayuti benak Rizki setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengizinkan restoran kembali membuka layanan makan di tempat (dine in). Ia berharap new normal bisa membuat tempatnya bekerja beroperasi sehingga ia bisa berpenghasilan lagi.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:CNNIndonesia
Kategori:Peristiwa, Ekonomi, Pemerintahan, GoNews Group, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/