Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
13 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
2
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
13 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
3
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
11 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
4
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
13 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
5
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
Pemerintahan
13 jam yang lalu
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
6
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
10 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Home  /  Berita  /  Politik

Hindari Pemilu Curang, Waketum Gelora Tantang Mendagri Buat e-KTP Single Identity Number

Hindari Pemilu Curang, Waketum Gelora Tantang Mendagri Buat e-KTP Single Identity Number
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah. (Istimewa)
Minggu, 21 Juni 2020 18:59 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019, Fahri Hamzah menantang Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian untuk membuat kartu tanda penduduk eletronik (e-KTP) sebagai single identity number bagi warga negara Indonesia.

Karena diyakininya kalau singgle identity number adalah solusi dari masalah data pemilih yang amburadul.

"Apalagi, salah satu indikasi terjadinya kecurangan dalam penyelenggaraan Pemilu karena Pemerintah tidak memiliki data penduduk yang pasti. Makanya, berani enggak menyelesaikan itu (masalah data pemilih)," kata Fahri Hamzah dalam diskusi virtual Nagara Istitut bertema 'Mengapa Kita Butuh Kepala Daerah', Sabtu (20/6/2020) kemarin.

Menurut Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia itu, beresnya masalah data kependudukan bisa mengurangi celah kecurangan di Pilkada, sehingga tidak ada lagi yang selalu meributkan data kependudukan, khususnya jelang pemilu.

"Umumkan setiap warga negara sekarang punya satu identitas, nanti Dukcapil dan KPU punya satu data , ini enggak sampai mau nyoblos, Dukcapil dan KPU masih berantem, soal ini pemilihnya siapa, berapa banyak, sementara partai-partai protes, banyak pemilih yang lahir ‘zaman Majapahit’ orangnya masih nyoblos. Banyak orang yang baru 2 tahun umurnya sudah nyoblos," ucap Fahri.

Fahri menambahkan, jika Mendagri tak kunjung menyelesaikan pendataan penduduk secara digital, maka kecurangan Pilkada akan terus terjadi.

"Ini bagaimana kita mau selesaikan? Menurut saya ini tidak ada itikad mau selesaikan. Kita ini mau terus ada kecurangan, kita ini mau terus ada permainan, itu yang saya khawatir, Pak. Berani enggak kita menyelesaikan ini? ," tukas Fahri.

Selain itu, Fahri mengatakan pemerintah juga perlu membuat sistem pemilihan yang antikorupsi. Dengan demikian, setiap orang memiliki hak yang sama untuk memajukan daerahnya.

"Kita harus mendesain sisitem pemilihan yang sejak awal itu antikorupsi, yang sejak awal itu membuat orang yang punya pikiran yang dapat tempat, bukan orang yang punya uang, bukan orang yang punya kedudukan," pungkasnya.

Selain Fahri, diskusi diikuti oleh Mendagri Tito Karnavian, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Calon Gubernur Kalsel Denny Idrayana, Anggota Bawaslu RI Mochammad Afifuddin.

Kemudian, Sekjen PPP Arsul Sani, Ketua Komisi 2 DPR RI Ahmad Doli Kurnia, dan Sosiolog Imam Prasodjo. Adapun moderator diskusi ialah Direktur Eksekutif Nagara Institute Akbar Faizal.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/