Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
22 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
16 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
18 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
10 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
11 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
15 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Home  /  Berita  /  MPR RI

Ziarah ke Makam Para Wali, Gus Jazil Doakan Indonesia segera Bebas Corona

Ziarah ke Makam Para Wali, Gus Jazil Doakan Indonesia segera Bebas Corona
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid saat ziarah ke Makam Wali.(istimewa)
Sabtu, 05 September 2020 20:28 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

KARAWANG - Sebagai wujud syukur atas peran para ulama besar dalam menyebarkan Islam secara damai di tanah Jawa, Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid melakukan ziarah kubur ke makam para wali yang telah mendakwahkan agama Islam di wilayah Pantai Utara (Pantura).

Kali pertama makam ulama yang dikunjungi Jazilul Fawaid adalah makam Syekh Quro. Syekh yang menyebarkan agama Islam dan mendirikan pondok pesantren di Karawang, Jawa Barat, pada tahun 1418 Masehi atau 1340 Saka, itu juga memiliki sebutan Syekh Qurotul Ain. Sebutan lainnya adalah Syekh Hasanudin dan Syekh Mursahadatillah.

Di makam yang berada di Pulo Bata, Desa Pulo Kalapa, Kecamatan Lemah Abang, Karawang, 4 September 2020, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu selama satu jam melafalkan doa agar sang ulama mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah dan keberkahan bagi semua ummat manusia.

Selepas dari makam dari ulama yang suaranya merdu dalam melantunkan ayat-ayat suci Alquran itu, Jazilul Fawaid melanjutkan ziarah kuburnya ke makam Sunan Gunung Jati. Makam dari ulama yang merupakan salah satu dari Wali Songo itu di Astana, Cirebon, Jawa Barat. Astana merupakan wilayah yang berada di antara Gunung Sembung dan Gunung Jati.

Tak heran bila menuju ke makam yang berada di tingkat sembilan, pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu menapaki anak tangga dan melewati sembilan pintu gerbang. Masing-masing pintu gerbang itu memiliki asma atau nama, yakni Gapura, Krapyak, Pasujudan, Ratna Komala, Jinem, Rararog, Kaca, Bacem, dan Teratai.

Sebagai ulama yang dihormati oleh para ulama pendahulu dan saat ini, saat memasuki komplek makam Sunan Gunung Jati, alumni PMII itu melakukan apa yang seperti dilakukan oleh para peziarah lainnya, yakni melepaskan alas kaki. Di depan pusara dari ulama yang menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa Barat, pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu memanjatkan doa dan tahlilan selama 90 menit.

Gus Jazil mengatakan, ziarah kubur bukan hanya sekadar melakukan ritual ibadah buat diri dan keluarganya saja. "Di setiap makam dari para ulama besar, saya selalu memanjatkan doa agar negeri ini selalu diberkahi oleh Allah," ujarnya.

"Saya juga mendoakan agar kita semua segera terbebas dari wabah Covid-19 beserta dampak-dampaknya," tambahnya.

Ia berharap jangan sampai karena pandemi Covid-19 membuat kita hilang kesabaran, muncul sikap saling tuding bahkan saling menyalahkan. "Para tokoh dan pemimpin  perlu menjaga sikap kebersamaan dan kegotong royongan," harapnya.

Ziarah kubur ke makam para ulama yang dilakukan, menurut Gus Jazil, tidak hanya memanjatkan doa keselamatan, namun dirinya juga belajar bagaimana para ulama dalam menyebarkan Islam dan membimbing ummatnya dilandasi dengan penuh rasa kesabaran. "Tantangan yang dihadapi Sunan Gunung Jati dan Syekh Quro dalam berdakwah pada masa itu pastinya penuh dengan rintangan. Pada masa itu agama yang berkembang di Jawa masih Hindhu dan Budha," tandasnya.

Namun berkat kesabaraan, mampu berakulturasi, dan tetap menghormati kepercayaan dan agama yang sudah ada, dakwah yang dilakukan oleh para ulama itu malah disambut masyarakat dengan sangat terbuka. "Penganut agama Islam pun bertambah," paparnya.

Para ulama, menurut Gus Jazil, berkorban dengan ikhlas dan tulus untuk ummat. "Untuk itu dalam ziarah kubur ini kita ingin meneruskan dan menauladani semangat perjuangan tanpa pamrih untuk kebaikan semua," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/