Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
20 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
2
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
21 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
3
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
15 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
4
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
17 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
5
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
17 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
6
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
15 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft
Home  /  Berita  /  Peristiwa

PKS: Syahganda Nainggolan Ditangkap, Langkah Awal Busukkan KAMI

PKS: Syahganda Nainggolan Ditangkap, Langkah Awal Busukkan KAMI
Politisi PKS, Nasir Djamil. (Istimewa)
Selasa, 13 Oktober 2020 14:15 WIB
JAKARTA - Syahganda Nainggolan ditangkap tim penyidik Bareskrim Mabes Polri lantaran diduga melakukan pelanggaran Undang Undang ITE.

Penangkapan Syahganda ini dikenal sebagai underbouw dari Gatot Nurmantyo.

Politisi PKS Muhammad Nasir Djamil menyampaikan adanya anggapan Syahganda merupakan underbouw dari Gatot Nurmantyo hanya sebatas spekulasi.

“Spekulasi di publik pasti begitu. Publik berpikir apakah menangkap dan menahan SN, merupakan langkah awal untuk membusukkan KAMI? semua orang, termasuk saya mungkin bisa berspekulasi seperti itu juga,” ujar Nasir, Selasa (13/10).

Legislator asal Aceh ini justru mempertanyakan penangkapan Syahganda Nainggolan yang kritis terhadap negara itu merupakan pembunuhan karakter penguasa atau tidak.

“Pertanyaannya apakah kritikan SN di media sosial membahayakan negara dan menghancurkan karakter penguasa? Justru para pengkritik harus diberi ruang dan kanal agar ada komunikasi dua arah yang saling memahami,” tegasnya.

“Kalau demokrasi dipertentangkan dengan peraturan perundangan yang ruwet,” tandasnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Rmol.id
Kategori:GoNews Group, Politik, Pemerintahan, Peristiwa, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/