Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
22 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
24 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
16 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
4
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
17 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
5
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
21 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
6
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Olahraga
11 jam yang lalu
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Home  /  Berita  /  Politik

Terapkan Smart Card dan Scan Wajah, Formapi: Proyek Basah DPR saat Pandemi

Terapkan Smart Card dan Scan Wajah, Formapi: Proyek Basah DPR saat Pandemi
Ilustrasi Gedung DPR. (Foto: Istimewa)
Rabu, 11 November 2020 18:00 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menilai, program smart card dan penerapan teknologi pindai wajah tidak lebih dari proyek "basah" di tengah masa pandemi Covid-19.

Hal tersebut diungkapkan Lucius, menanggapi rencana DPR yang akan menerapkan teknologi scan(pindai) wajah untuk mengidentifikasi setiap orang yang keluar-masuk kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

"Saya kira program smart card dan scan wajah ini lebih terlihat sebagai proyek basah di tengah pandemi. Lembaga Kesekjenan DPR ini sebagai pengguna anggaran nampaknya punya anggaran berlimpah sehingga selalu mampu memikirkan proyek baru buat menghabiskannya," ketusnya, Rabu (11/11/2020).

Dia pun mempersoalkan tentang pengadaan alat absen finger print yang dulu sempat membuat heboh pemberitaan media massa.

"Dulu pernah ada finger print yang sampai sekarang malah ngga jelas. Smart card ini juga nampaknya akan sama nasibnya dengan finger print. Karena bagi Sekjen itu bukan soal apa urgensi sesuatu diadakan, tetapi bagaimana menghabiskan anggaran yang ada," sesalnya.

Padahal, lanjut Lucius, sebagai supporting system, Kesekjenan mestinya fokus pada memberikan dukungan maksimal bagi kerja-kerja kedewanan, agar DPR mampu menjalankan tugas dengan baik hingga dapat lebih dipercaya rakyat.

"Itu yang penting," tegasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR RI, Indra Iskandar mengungkapkan, rencana penerapan teknologi scanwajah ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kemanan di lingkungan gedung DPR.

Rencana ini, juga sejalan dengan agenda eParlemen, dan penerapan kartu akses keluar-masuk kompleks DPR RI yang perangkat kerasnya sudah diujicobakan di Gedung Nusantara I DPR RI beberapa waktu lalu.

'"Iya, kebutuhan untuk tingkat keamanan sudah jadi standart di komplek DPR, maka untuk tahun depan teknologi scan wajah akan diterapkan," kata Indra kepada GoNews.co, Rabu (11/11/2020).

Sejauh ini, Indra belum menyebut dengan pihak mana Kesetjenan DPR RI akan bekerjasama dalam penerapan teknologi scan wajah, atau akan membangun sistem tersebut sendiri.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/