Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Olahraga
23 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
2
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
Olahraga
23 jam yang lalu
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
3
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
23 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
4
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
Olahraga
22 jam yang lalu
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
5
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Olahraga
23 jam yang lalu
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
6
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
19 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Ketua MPR Dorong Peningkatan Sektor Penjualan Langsung

Ketua MPR Dorong Peningkatan Sektor Penjualan Langsung
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo. (Foto: Istimewa)
Jum'at, 11 Desember 2020 22:40 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi eksistensi Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) yang telah berkontribusi pada perekonomian dan kesejahteraan rakyat.

Merujuk laporan tahunan dari 147 perusahaan pada tahun 2019, perusahaan penjualan langsung (direct selling), termasuk perusahaan yang menjalankan penjualan dengan sistem berjenjang (multi level marketing atau MLM), berhasil mencatatkan transaksi penjualan sebesar Rp. 14,7 triliun dengan melibatkan 5,3 juta mitra usaha.

"Catatan menggembirakan lainnya yang patut diapresiasi adalah bahwa skema MLM ini juga dimanfaatkan bagi pelajar dan mahasiswa. Sehingga mereka bisa berwirausaha sambil menempuh pendidikan," ujar Bamsoet saat membuka Malam Penganugrahan APLI Awards 2020, di Jakarta, Jumat malam (11/12/20).

Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, sektor penjualan langsung MLM juga 'berjasa' dalam menjaga dan melindungi produk dalam negeri. Karena lebih dari separuh atau sekitar 51,86 persen produk yang dijual adalah produk dalam negeri.

"Meskipun demikian, tidak menutup mata bahwa hingga saat ini masih ada kendala yang dihadapi. Antara lain stigma negatif masyarakat terhadap bisnis penjualan langsung. Hal ini dipicu oleh oknum-oknum pelaku usaha yang tidak mengindahkan kode etik dan aturan dalam penawaran program, sehingga justru menimbulkan sikap antipati masyarakat," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menerangkan, dalam rangka memajukan industri penjualan langsung, setidaknya ada tiga aspek yang perlu menjadi perhatian. Pertama, aspek kepercayaan yang menjadi landasan utama dalam proses transaksi. Kedua, aspek alternatif pilihan yang dapat membantu masyarakat menentukan pilihannya tanpa ada skimming (kecurangan), fake selling (penipuan), intimidasi, ataupun monopoli. 

"Dan Ketiga, aspek ketaatan regulasi, setiap pelaku usaha harus taat mematuhi regulasi hukum yang telah ditetapkan pemerintah. Salah satu diantaranya adalah kewajiban membayar pajak," pungkas Bamsoet.

***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/