Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
22 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
2
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Umum
19 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
3
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
19 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
4
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
Pemerintahan
22 jam yang lalu
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
5
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
18 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
6
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
3 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Home  /  Berita  /  Nasional

Ternyata Ini Alasan Muhammadiyah Tarik Semua Dana dari Bank Syariah Indonesia

Ternyata Ini Alasan Muhammadiyah Tarik Semua Dana dari Bank Syariah Indonesia
Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Bidang Ekonomi, Anwar Abbas. (salamonline)
Jum'at, 18 Desember 2020 10:20 WIB

JAKARTA - Persyarikatan Muhammadiyah akan menarik semua dana yang ditempatkannya di Bank Syariah Indonesia (bank syariah hasil merger) dan mengalihkan seluruh pembiayaan yang diterimanya kepada bank baru yang akan menjadi mitranya.

Dikutip dari Sindonews.com, Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Bidang Ekonomi, Anwar Abbas menilai, merger bank syariah milik BUMN menjadi Bank Syariah Indonesia tidak berpihak kepada usaha mikro kecil menengah (UMKM). Dia menuturkan, Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 17 tahun 2015 tentang UMKM menyatakan, dunia perbankan harus mengalokasikan kredit dan pembiayaannya minimal 20 persen kepada UMKM.

Namun pada praktiknya, tahun 2015 hanya kurang dari 5 persen, tahun 2016 kurang kurang dari 10 persen, tahun 2017 kurang dari 15 persen dan tahun 2018 kurang dari 20 persen. Padahal dalam amanat PBI, di ujung tahun 2018 total kredit dan pembiayaan yang sudah dikucurkan minimal 20 persen, tetapi faktanya tahun 2019 hanya 19,1 persen

''Tapi salah seorang komisaris bank mengatakan kepada saya, hanya 18 persen, padahal jumlah UMKM 99,99 persen, dengan jumlah pelaku 64 juta dan karyawannya 117 juta. Usaha besar jumlahnya hanya 0,01 persen dengan jumlah pelaku 5.550 dan tenaga kerja hanya 3,5 juta. Adilkah?'' ujar Anwar dalam keterangan tertulis, Rabu (16/12/2020).

Dengan mergernya bank syariah menjadi Bank Syariah Indonesia dan akan menjadi 10 bank syariah terbesar di dunia, maka bank tersebut akan dipacu untuk bersaing dengan bank konvensional.

''Kesimpulannya Bank Syariah Indonesia yang baru ini sangat-sangat tidak terlalu bermanfaat untuk umat dan UMKM dan jelas akan sangat-sangat bermanfaat untuk usaha besar,'' kata dia.

Dengan demikian, kebijakan merger tersebut tidak sesuai dengan tujuan bank syariah sebagai pembela ekonomi umat atau UMKM, dimana 99,99 persen umat berada di sektor tersebut.

Anwar menjelaskan, Muhammadiyah dengan teologi almaunnya ingin membela orang yang lemah. Oleh karena itu, Bank Syariah Indonesia seharusnya berpihak kepada UMKM.

''Tapi karena Bank Syariah Indonesia sudah menjadi bank yang besar tentu dia tidak lagi akan bermain di yang kecil atau UMKM,'' ucapnya.

Tidak hanya itu, bank hasil penggabungan itu tidak sesuai dengan sikap dan pandangan ekonomi Muhammadiyah (teologi almaun) dan tidak sesuai dengan UUD 1945 Pasal 33, di mana kegiatan ekonomi tersebut harus diorientasikan kepada sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Untuk itu Muhammadiyah akan mencari mitra bank syariah yang tidak ikut merger bank pembangunan daerah (BPD) syariah atau yang memiliki unit usaha syariah dan dengan bank-bank umum swasta yang syariah atau memiliki unit usaha syariah dan dengan BPRS-BPRS DAN BTM SERTA BMT.

''Muhammadiyah sesuai dengan pandangan dan teologi almaunnya akan bisa bekerja sama dengan Bank Syariah Indonesia bila Bank Syariah Indonesia mengucurkan pembiayaannya kepada UMKM minimal 60 persen yang dilakukan secara bertahap tahun 2021 minimal 30 persen, 2022 40 persen, 2023 50 persen dan 2024 60 persen,'' tuturnya.***

Editor:hasan b
Sumber:sindonews.com
Kategori:Nasional
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/