Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
21 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
2
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
24 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
3
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
21 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
4
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
22 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
5
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
21 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
6
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
Olahraga
18 jam yang lalu
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
Home  /  Berita  /  Nasional

Bareskrim Sebut Senjata Diduga Milik Laskar FPI Adalah Senpi Rakitan

Bareskrim Sebut Senjata Diduga Milik Laskar FPI Adalah Senpi Rakitan
Sejumlah anggota tim penyidik Bareskrim Polri memperagakan adegan saat rekonstruksi kasus penembakan enam anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) di Karawang, Jawa Barat, Senin (14/12/2020) dini hari. (Foto: Antara foto/Muhamad Ibnu Chazar)
Senin, 21 Desember 2020 06:08 WIB
JAKARTA - Hasil uji balistik Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri terhadap senjata api (Senpi) yang diduga milik laskar Front Pembela Islam (FPI) menunjukkan bahwa senjata tersebut merupakan jenis rakitan.

Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Brigadir Jenderal Andi Rian Djajadi mengatakan temuan itu didapat dari hasil pengujian terhadap dua pucuk senjata api. "Hasil pemeriksaan ahli balistik menyatakan 2 pucuk Senpi yang digunakan Laskar FPI adalah senjata non pabrikan (rakitan),'' kata Andi saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Minggu (20/12/2020).

Berdasarkan hasil uji balistik, Andi juga mengungkapkan senjata api jenis revolver tersebut menggunakan amunisi 9 milimeter. "Menggunakan amunisi 9 milimeter," kata dia lagi.

Sebelumnya, kepolisian melakukan uji balistik terhadap senjata api yang diduga dimiliki FPI. Kepolisian mengklaim senjata tersebut digunakan anggota FPI untuk menyerang polisi.

Bentrok antara anggota polisi dan FPI diketahui terjadi pada Senin (7/12) dini hari di sekitar Kilometer 50 jalan tol Jakarta-Cikampek. Insiden tersebut memunculkan dua klaim berbeda antara masing-masing pihak yang bertikai. Polisi menyebut anggotanya diserang terlebih dulu. Namun FPI menyatakan anggotanya tidak memiliki senjata api.

Keduanya memiliki kronologi yang saling berlawanan satu sama lain. Masing-masing mengklaim mendapat serangan lebih dulu. Bentrok yang terjadi di tengah penguntitan Rizieq Shihab itu berujung pada tewasnya enam orang dari kelompok FPI.

Keenam laskar FPI itu tewas diduga akibat ditembak polisi. Menurut polisi, dua di antaranya meninggal saat terlibat baku tembak dan empat lainnya ditembak dalam mobil karena melawan serta mencoba merebut senjata petugas.

Sementara Bareskrim telah rampung melakukan reka adegan di empat TKP yang diduga terkait dengan kasus bentrokan Laskar FPI dengan polisi. Tapi Bareskrim menyatakan masih membuka rekonstruksi lanjutan.

Sebelumnya ada 58 adegan yang diperagakan penyidik selama rekonstruksi tersebut. Dari situ, terungkap kronologi yang lebih utuh dari yang sebelumnya disampaikan Kapolda Metro Jaya Inspektur Fadil Imran dalam konferensi pers 7 Desember 2020.

Dari rekonstruksi polisi disebutkan bahwa aparat pertama kali diadang laskar FPI di depan Hotel Novotel, Jalan Internasional Karawang Barat, lokasi ini menjadi TKP pertama.

Kemudian TKP ke-dua, Jembatan Badami, TKP ketiga Rest Area KM 50 Tol Jakarta-Cikampek. TKP ke-empat di KM 51+200. Polisi terlibat baku tembak dengan Mobil Chevrolet Spin yang dikendarai laskar FPI.

Hingga saat ini, belum ada tersangka yang dijerat oleh aparat kepolisian.

Atas perbedaan kronologi tersebut Komnas HAM membuat tim khusus untuk menginvestigasi dan mengungkap fakta kejadian. Hingga kini telah ada setidaknya 25 saksi yang dimintai keterangan. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:cnnindonesia.com
Kategori:Nasional
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/