Home  /  Berita  /  Nasional

Hetifah Dorong Kolaborasi Tingkatkan Peran Perempuan dalam Politik

Hetifah Dorong Kolaborasi Tingkatkan Peran Perempuan dalam Politik
Wakil ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian dalam acara Asian Women Parliamentarian Caucus, Senin (18/1/2021). (foto: ist.)
Rabu, 20 Januari 2021 13:42 WIB
JAKARTA - Peran dan keterlibatan perempuan dalam dunia politik merupakan sebuah tema yang hangat dibahas secara internasional. Oleh karena itu, Konrad Adenaur Stiftung (KAS) sebagai salah satu yayasan Internasional, telah aktif selama 10 tahun terakhir dalam mendukung kepemimpinan perempuan Asia di politik.

KAS mengadakan berbagai konferensi regional, lokakarya dan berbagai aktivitas lainnya untuk Asian Women Parliamentarian Caucus (AWPC) pada 18 Januari 2020. KAS juga meluncurkan buku bertajuk 'Women, Policy and Political Leadership - Regional Perspectives (Perempuan, Kebijakan dan Kepemimpinan Politik - Perspektif Regional) yang dapat diunduh secara daring.

Acara tersebut dihadiri oleh akademisi dan anggota parlemen dari berbagai belahan dunia dengan perspektif dan pengalaman secara regional, yaitu Asia, Afrika Selatan, Amerika Latin, Eropa, Maldives, Banglades, Indonesia, Timor Leste, dan Maroko. Adapun beberapa narasumber yang hadir di antaranya Hetifah Sjaifudian (anggota Parlemen Indonesia), Dr Andrea Fleschenberg (Humboldt-Universität zu Berlin, Germany), Yolanda Sadie (University of Cape Town, South Africa), Jennifer M. Piscopo (Occidental College, California), Ekaterina R Rashkova (Utrecht School of Governance, Netherlands), Emlia Zankina (Temple University Rome), Eva Abdulla (Deputy Speaker of Maldives), Waseqa Ayesha Khan (Anggota Parlemen Bangladesh), dan Elvina Sousa (Anggota Parlemen Timor Leste).

Memberikan pengalamannya yang telah menjabat sebagai anggota Parlemen DPR RI untuk tiga periode, Hetifah Sjaifudian menyampaikan kemajuan yang signifikan dalam peran perempuan di parlemen.

"Pada tahun 1999, presentase perempuan yang menjadi anggota parlemen hanya 9%. Sedangkan, presentase tersebut meningkat menjadi 20.8% di tahun 2014. Sebuah peningkatan yang membanggakan, namun kita harus berupaya lebih giat untuk memenuhi representasi perempuan di parlemen sebanyak 30%," paparnya dalam rilis sebagaimana dikutip, Rabu (20/1/2021).

Lebih lanjut, Hetifah Sjaifudian wakil ketua Komisi X DPR RI memaparkan tantangan dalam meningkatkan peran perempuan dalam politik.

"Dari sisi permintaan, pemilih masih kerap memiliki bias gender sehingga kurang mempercayai dan cenderung tidak memilih caleg perempuan. Dari sisi ketersediaan, partai juga masih enggan menempatkan perempuan dalam posisi strategis dan belum mengikutsertakan perempuan yang memiliki kompetensi untuk turun sebagai caleg mereka," tambahnya.

Kolaborasi antar partai dan para pihak merupakan sebuah solusi yang didorong oleh Hetifah Sjaifudian.

"Kolaborasi perempuan sebagai politisi, aktivis, akademisi, dan dari berbagai pihak wajib ditingkatkan. Dengan kolaborasi, advokasi terhadap isu-isu perempuan yang berbasis riset dan data dapat dilakukan. Salah satunya kerjasama dengan KAS dan Lembaga Swadaya Masyarakat local bernama B-Trust yang telah memberikan pelatihan pada 663 anggota parlemen dari 13 provinsi di Indonesia," pungkasnya.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:DKI Jakarta, GoNews Group, DPR RI, Internasional, Nasional, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/