Rehabilitasi Sosial Korban Napza, Mensos: Kita Bisa Asal Bersama-sama
Penulis: Azhari Nasution
"Saat ini, populasi korban penyalahgunaan Napza di Indonesia sebanyak 3,6 juta orang," ujar Menteri Sosial, Tri Rismahaini didampingi Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat pada acara Pemusnahan Barang Bukti Narkotika di Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) Cawang Jakarta, Rabu (24/2/2021).
Hadir dalam acara tersebut, Kepala BNN Petrus Reinhard Golose didampingi Deputi Bidang Pemberantasan Arman Depari dan Deputi Bidang Hukum dan Kerjasama Puji Sarwono, sekaligus menyerahkan secara simbolis baju War Against Drug kepada Menteri Sosial (Mensos).
Mensos mengajak semua pihak terkait untuk bergandengan tangan dalam upaya menyelamatkan generasi bangsa dari bahaya Napza, sebab tidak hanya tugas pemerintah melainkan segenap elemen bangsa.
"Tugas menyelamatkan bangsa tidak hanya tugas pemerintah melainkan tugas kita bersama. Ayo kita bergandengan tangan untuk menyelamatkan generasi bangsa dari bahaya narkoba," ajaknya.
Mantan Walikota Surabaya ini juga mengapresiasi apa yang telah dilakukan BNN dalam penindakan terhadap pelaku, sehingga perlu menguatkan kerjasama antar lembaga/kementerian dalam penanggulanan bahaya Napza tersebut.
"Terima kasih kasih kepada seluruh pimpinan dan jajaran BNN yang telah berupaya menyelamatkan bangsa dari bahaya NAPZA yang dilakukan oleh pihak-pihak dari luar yang ingin melihat Indonesia hancur," katanya.
Kemensos melakukan rehabilitasi sosial di Balai Napza “Bambu Apus” Jakarta, Balai Napza “Galih Pakuan” Bogor, Balai Napza “Satria” Baturraden, Balai Napza “Insyaf ” Medan dan Loka Napza “Pangurangi” Takalar.
"Kapasitas Balai Napza Bambu Apus Jakarta menampung 4.100 orang, Balai Napza Galih Pakuan Bogor 4.700 orang, Balai Napza Satria Baturraden 4.100 orang, Balai Napza Insyaf Medan 440 orang dan Loka Napza Pangurangi Takalar 2.660. Saya percaya korban NAPZA bisa hidup normal kembali," ungkap Mensos.
Dalam upaya rehabilitasi sosial diperlukan upaya pendekatan, tidak memusuhi, harus merangkul serta mengajak komunikasi tentang apa yang dibutuhkan, sebab setiap orang bisa saja menjadi korban narkoba.
"Setiap orang bisa jadi korban narkoba sehingga penangangan korban penyalahgunaan narkoba perlu pendekatan, tidak memusuhi merangkul serta mengajak komunikasi apa yang dibutuhkan mereka," tandas Mensos. ***
Kategori | : | Umum, Pemerintahan, Kesehatan, DKI Jakarta |