Ngaku Bandel, Sori Endah: Harus Ada Solusi Terbaik
Penulis: Azhari Nasution
"Saya itu juga bandel saat menjadi atlet angkat besi. Bukan hanya sering berselisih dengan Almarhum pak Madek Kasman yang menjabat sebagai Kabid Binpres PB PABBSI tetapi saya juga sempat berlatih di luar pelatnas seperti yang dilakukan Eko Yuli Irawan saat ini. Namun, saya tetap saja diberikan kesempatan memperkuat Tim Angkat Besi Indonesia di Olimpiade Los Angeles 1984," kata Sori Enda Nasution yang dihubungi, Sabtu (6/4/2021).
Sebenarnya, kata Sori Enda Nasution, Madek Kasman bisa saja tidak memberangkatkan dirinya ke Los Angeles. Apalagi, Madek Kasmen menjadi penentu dalam setiap kebijakan yang diambil PB PABBSI.
"Pak Madek Kasman bisa saja mencoret saya dari daftar atlet angkat besi pelatnas Olimpiade karena semua keputusan memang wewenangnya. Tetapi, beliau tidak mau melakukannya karena saya memang yang terbaik. Prinsipnya, beliau lebih mengutamakan prestasi demi nama bangsa dan negara," ungkapnya.
Pada Olimpiade Los Angeles itu, kata Sori Enda, dirinya lolos seleksi dengan mengalahkan Hadi Wihardja di kelas 60kg pada seleksi nasional. Akibatnya, Hadi Wihardja terpaksa turun ke kelas 56kg sedangkan Maman Suryaman tetap berada di kelas 52kg.
Sama seperti anaknya, Sandow Wildemar Nasution, Sori Enda yang mengaku mengetahui banyak permasalahan di pelatnas mengusulkan PB PABSI harus mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan permintaan Eko Yuli Irawan yang ingin ditangani pelatih Lukman dan keinginan Deni yang sudah dicoret dari pelatnas mendapat kesempatan untuk tampil di Olimpiade Tokyo 2021.
"Marilah kita memikirkan kepentingan yang lebih besar. Bagaimanapun PB PABSI harus mengakui bahwa Eko itu punya potensi meraih medali dan belum ada lifter yang mampu menggantikan posisinya. Solusi terbaik adalah mengakomodir permintaannya karena waktu persiapan semakin pendek. Bisa saja kan Lukman dijadikan pelatih pendamping di Olimpiade Tokyo 2021. Saya yakin kehadiran Lukman bisa memanfaatkan 4 bulan waktu tersisa untuk lebih meningkatkan prestasi Eko saat tampil nanti," katanya.
"Begitu juga Deni harus diberikan kesempatan tampil meski sudah dicoret dari pelatnas. Perjuangan Deni mendapatkan peluang meraih tiket ke Olimpiade dengan menembus peringkat 7 besar dunia itu patut diberikan penghargaan. Sayang kan, peluang itu dibuang apalagi jumlah atlet Indonesia yang tampil di Tokyo masih sangat terbatas sampai saat ini," tambahnya.
Mengenai ketidakcocokan Eko dengan pelatih pelatnas, kata Sori Enda, PB PABSI tidak perlu menganggapnya kurang baik tetapi perlu disikapi dengan melakukan evaluasi kinerja pelatihnya. Apalagi, Eko sudah banyak pengalaman dan tiga kali tampil di Olimpiade selalu menyumbangkan medali.
"Suara atlet itu perlu didengarkan juga. Harusnya ada evaluasi terhadap pelatih dan bukan hanya untuk atlet saja," imbuh Sori Enda yang kini menangani persiapan lifter Sumatera Utara (Sumut) menghadapi PON Papua 2021. ***
Kategori | : | Olahraga, DKI Jakarta |