Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
20 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
22 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
19 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
19 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
18 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
20 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  Politik

Survei LKPI: Elektabilitas Demokrat Anjlok Akibat KLB Kubu Moeldoko

Survei LKPI: Elektabilitas Demokrat Anjlok Akibat KLB Kubu Moeldoko
Ilustrasi Demokrat. (Foto: Istimewa)
Jum'at, 12 Maret 2021 18:50 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Elektabilitas Partai Demokrat tiba-tiba anjlok usai kubu Moeldoko menggelar KLB di Sibolangit, Sumatera Utara.

Demikian hasil survei yang dilakukan Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) yang mengukur sentimen masyarakat terhadap kondisi politik nasional jelang kompetisi politik menuju Pemilu 2024.

Survei atau jajak pendapat tersebut, dilakukan pada 28 Februari- 8 Maret 2021 dengan jumlah 1.898 responden dari 34 Provinsi yang dihubungi melalui saluran telepon gengam dan mengunakan layanan Video Call Whatsapp.

Dari hasil survei tersebut, kepercayaan responden terhadap partai politik saat ini sangat rendah, hanya sekitar 37,3 persen responden menilai partai politik memiliki kinerja baik. Sementera 58,6 persen menilai kinerja parpol buruk. Alasannya, tidak sedikit elite partai politik yang justeru melakukan tindakan korupsi. Sementara 4,1 persen tidak menjawab.

"Ini menunjukan, dukungan terhadap partai politik rendah sekali. Karena saat ini partai politik bukanlah institusi yang menjadi saluran buat aspirasi publik ke pemerintah, tetapi partai politik lebih menjadi alat buat elit-elitnya untuk mencapai kekuasaaan dan menguasai sumber daya alam yang ada," ujar Dirtektur Eksekutive Lembaga Kajian Pemilu Indonesia, Arifin Nur Cahyono, kepada GoNews.co, Jumat (12/3/2021).

Saat diberi pertanyaan "Jika pemilihan anggota DPR RI diadakan sekarang ini, partai atau calon dari partai mana yang akan ibu/bapak pilih?" 15,2 persen dari 1.898 responden mengaku akan memilih PDIP.

Kemudian, 14,9 persen mengaku bakal memilih Golkar, 9,3 persen Gerindra, 6,7 persen memilih PKB dan 6,3 persen akan memilih Partai NasDem.

"Para responden juga masih mempercayai PKS sebagai partai dari perwakilan Islam. Dimana ada 5,2 persen yang mengaku akan memilih PKS," tandasnya.

Sementara itu, Partai Demokrat yang belum lama ini diguncang isu kudeta dan berujung pada KLB oleh kubu Moeldoko di Sumut, sepertinya tidak bertahan lama di posisi 5 besar. "Demokrat hanya dipilih 3,4 persen. Artinya, hanya menduduki posisi ketujuh dari 9 parpol yang memiliki kursi di parlemen," urainya.

Di bawah Demokrat, ada PPP dengan jumlah 3,1 persen, kemudian PAN diposisi buncit dengan raihan suara 2,8 persen, sementara masyarakat yang masih galau dan belum menjawab ada sekitar 33,1%.

Sementara untuk pertanyaan simulasi semi terbuka dengan menunjukkan daftar 9 partai dan responden boleh menyebutkan nama parpol lain, hasilnya PDIP paling banyak disebut, 18,2 % responden. Kemudian disusul Golkar, 17.9%, Gerindra 10,3 %, PKB, 6.9%, NasDem, 6,5 % dan PKS, 5,3 %.

Urutan ketujuh, posisi masih ditempati Demokrat dengan, 3,6%, PPP, 3,2 %, PAN, 2,9 % dan partai Lainnya 4,7%. Sementara tidak menjawab sebanyak 20,5 persen.

"Kesimpulannya, elektabilitas sejumlah partai tampak belum begitu berubah dibanding pemilu 2019 dan yang menarik dalam temuan survei ini adalah penurunan secara draktis tingkat elektabilitas partai Demokrat hingga (3,6%)," ujarnya.

Penurunan ini kata Dia, dikarenakan badai konflik internal di Partai Demokrat yang berujung pada KLB yang memilih Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

"Sementara kenaikan tingkat elektabilitas Partai Gerindra dibandingkan survei bulan januari 2021 dari 6,6 persen menjadi 10,3 persen, karena Gerindra dianggap berhasil melakukan reposisi isu," tukasnya.

Hasil survei yang memiliki Margin of error sekitar 2,25 persen pada tingkat kepercayaan 95% itu, tentu bukan bersifat final. Tingkat elektabilitas tentu saja masih bisa berubah seiring dengan makin dekatnya waktu pemilu dan makin aktifnya partai-partai dalam menjalankan mesin politiknya untuk persiapan pemilu.

Peta kekuatan partai politik diperkirakan masih akan terus berubah, mengingat pemilu mendatang masih cukup lama dan sejalan dengan berhasil atau tidaknya pemerintah menangani dampak Covid-19.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/