Mundur dari Konferwil PWNU DKI, Gus Jazil Alihkan Dukungan ke Syamsul Ma'arif
Penulis: Muslikhin Effendy
Gus Jazil, sapaan Jazilul Fawaid, mengaku memilih mundur dari Konferwil dengan maksud agar pemilihan Ketua Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta bisa dilakukan dengan cara musyawarah mufakat. Dia berharap pelaksanaan Konferwil pada Jumat hingga Minggu mendatang bisa berlangsung secara tertib dan lancar, serta mengedepankan visi keulamaan.
"Kalau bisa Konferwil ini tidak melakukan voting, tapi musyawarah mufakat. Ini yang dari awal saya harapkan," kata Gus Jazil di sela Pembukaan Konferwil XX PWNU DKI di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (2/4/2021).
Dikatakan Gus Jazil, karena sebelumnya pihaknya sudah melakukan deklarasi dukungan dari PC Jakarta Timur maka dirinya mengalihkan dukungan tersebut kepada calon petahana KH Samsul Ma'arif. "Saya bersama Pak Samsul ini sahabat sejak di Pengurus Cabang PMII Jakarta Selatan, dan beliau dari sisi waktu lebih longgar. Beliau juga doktor, sama-sama kader NU maka saya menyerahkan dukungan ke Bapak Samsul Ma'arif," tuturnya.
Dirinya berharap beberapa calon lain agar juga memiliki visi mengedepankan musyawarah daripada voting. "DKI Jakarta di Konferwil ke XX harus memiliki contoh yang baik, membuat tradisi baru, memilih ketua Tanfidziyah dengan cara musyawarah mufakat," katanya.
Gus Jazil menegaskan meskipun mundur dari Konferwil, namun tetap akan mengabdi kepada NU, khususnya di DKI Jakarta. "Karena para pendukung saya terus mendorong saya maju dan bisa berkiprah di DKI maka saya menyerahkan nanti kepada siapapun yang terpilih, khususnya Pak Samsul jika terpilih untuk menyerap, mendengarkan aspirasi dari relawan pendukung saya, utamanya PC Jaktim dan MWC Jakpus," katanya.
Ditanya mengenai kemungkinan dirinya dipilih menjadi Rais Syuriyah, Gus Jazil mengatakan bahwa dalam hidup semua kemungkinan ada. Namun, menurutnya masih banyak kiai yang lebih pantas untuk menduduki posisi Rais Syuriyah. "Saya kalau duduk disitu nggak mau, su'ul adab namanya. Masih banyak kiai yang lebih sepuh," urainya.
Menanggapi dukungan dari Gus Jazil, Kiai Samsul sependapat bahwa sebaiknya NU DKI menjadi pioner untuk memilih ketua Tanfidziyah dengan cara musyawarah mufakat. "Cara musyawarah mufakat itu saya kita yang terbaik, dan ini bisa menjadi contoh konferwil-konferwil di wliayah lain," katanya.
Samsul juga meminta agar ke depan Gus Jazil tetap mau berkiprah dan mengabdi untuk NU DKI. "Saya kira ini kombinasi yang bagus. Muda, visioner, sama-sama berlatar pesantren dan akademisi. Tinggal nanti mengajak tokoh-tokoh lain untuk bersama. Kalau ada calon-calon lain saya berharap kumpul disini saja, diselesaikan tanpa adu apa-apa. Saya kita itu jauh lebih baik. Tinggal nanti 13 orang itu kelihatan siapa yang paling pantas. Saya kira kalau mau duduk bareng insyaallah sudah bisa jalan, dan itu harus dijadikan tradisi membangun NU ke depan," tuturnya.
Sementara itu, Ketua PCNU Jakarta Timur Gus Azaz Rulyaqien mengaku setuju untuk mengalihkan dukungan PC Jakarta Timur yang semula diberikan kepada Gus Jazil untuk dialihkan kepada Kiai Samsul.
"Kiai (Jazil) mengambil langkah bijak tidak memaksakan diri. Kami dari PCNU Jaktim akan memberikan hak suara dukungan dari Kiai Jazil ke Kiai Samsul Ma'arif. Semoga pemilihan ketua Tanfidziyah PWNU DKI bisa diselesaikan secara musyawarah mufakat sehingga menjadi teladan karena NU adalah ormas sosial keagamaan," katanya.***
Konferwil XX PWNU DKI dibuka oleh ketua PBNU KH Marsyudi Syuhud. Selain nama KH Samsul Ma'arif, ada sejumlah nama lain yang menjadi calon. Di antaranya Sekda DKI Marullah Matali, KH Zainal Arifin Naim, Habib Salim Jindan, KH Achmad Fauzan Harun, H Tatang Hidayat, dan KH Syarif.
Kategori | : | Umum, Peristiwa, Pemerintahan, DKI Jakarta |