Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
22 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
2
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
22 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
3
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
18 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
4
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
18 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
5
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
Pemerintahan
9 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
6
Shin Tae-yong: Gaya Meyerang dan Bertahan Uzbekistan Sama Baiknya
Olahraga
18 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Gaya Meyerang dan Bertahan Uzbekistan Sama Baiknya
Home  /  Berita  /  Internasional

China akan Pugar Landasan Udara di Kiribati

China akan Pugar Landasan Udara di Kiribati
Pulau Kanton di Kiribati yang menampung lapangan udara tersebut berjarak 1864 mil dari Hawai. (foto: ist. via dailymail.co.uk)
Minggu, 09 Mei 2021 15:42 WIB
JAKARTA - China tengah berencana membangun kembali landasan udara dan jembatan di salah satu pulau terpencil di Kiribati. Pembangunan ini akan menghidupkan kembali situs yang menampung pesawat militer selama Perang Dunia II.

Dailymail melansir pada Minggu (9/5/2021), ada kemungkinan bahwa bandara dapat mendukung penyebaran pesawat tempur jika dimodernisasi dan ditingkatkan kapasitasnya. Pulau ini juga dapat digunakan untuk meluncurkan pesawat pengintai karena letaknya yang strategis antara Hawaii dan wilayah yang berisi Australia dan Selandia Baru.

Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada Reuters bahwa rencana pembangunan itu berlangsung atas undangan pemerintah Kiribati untuk memfasilitasi transportasi domestik di Kiribati.

"kerja sama yang saling menguntungkan dan dalam batas kemampuannya untuk memberikan bantuan tanpa syarat politik apa pun," kata mereka sebagaimana dikutip GoNEWS.co.

Sementara itu, anggota parlemen oposisi Kiribati, Tessie Lambourne mengatakan bahwa dia prihatin dengan proyek tersebut, dan ingin tahu apakah itu bagian dari Belt and Road Initiative China.

Belt and Road Initiative telah dimulai pada 2013 sebagai proyek infrastruktur global yang diyakini para kritikus sebagai upaya meningkatkan pengaruh geopolitik China di seluruh dunia.

Sebagai tambahan informasi, Kiribati adalah negara dengan 120.000 penduduk tapi mengontrol salah satu zona ekonomi eksklusif terbesar di dunia yang mencakup lebih dari 3,5 juta kilometer persegi Pasifik. Berdasarkan peta, jaraknya ke Hawai dan ke Papua New Guinea hampir sama.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:DKI Jakarta, Internasional, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/