Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ariana Grande Tampil Anggun dan Sempat Berganti Gaun di Met Gala 2024
Umum
23 jam yang lalu
Ariana Grande Tampil Anggun dan Sempat Berganti Gaun di Met Gala 2024
2
Buat 1.000 Lilin dari Minyak Jelantah, SMAN 13 Jakarta Diganjar Rekor MURI
Umum
24 jam yang lalu
Buat 1.000 Lilin dari Minyak Jelantah, SMAN 13 Jakarta Diganjar Rekor MURI
3
Teuku Ryan Bantah Isu Perceraian yang Beredar Luas
Umum
23 jam yang lalu
Teuku Ryan Bantah Isu Perceraian yang Beredar Luas
4
Maudy Ayunda Lebarkan Sayap Jadi Produser Film
Umum
23 jam yang lalu
Maudy Ayunda Lebarkan Sayap Jadi Produser Film
5
Avila Bahar dan Putera Adam bersama HMRT Juara di Round 1 Malaysia Series
Olahraga
23 jam yang lalu
Avila Bahar dan Putera Adam bersama HMRT Juara di Round 1 Malaysia Series
6
Kemenpora Dukung Indonesia Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025
Olahraga
23 jam yang lalu
Kemenpora Dukung Indonesia Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025
Home  /  Berita  /  MPR RI

Masih Banyak yang Percaya Konspirasi, Perlu Pemahaman Menyeluruh terkait Pengendalian Covid-19

Masih Banyak yang Percaya Konspirasi, Perlu Pemahaman Menyeluruh terkait Pengendalian Covid-19
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat. (Foto: Istimewa)
Minggu, 30 Mei 2021 15:28 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Perlu langkah bersama pemangku kepentingan dan masyarakat dalam melaksanakan kebijakan pengendalian Covid-19 di tanah air. Dibutuhkan pemahaman yang menyeluruh terhadap kebijakan tersebut.

"Masih ada sebagian masyarakat yang enggan mematuhi kebijakan yang diberlakukan dalam pengendalian Covid-19. Padahal yang dibutuhkan adalah langkah bersama masyarakat dan pemangku kepentingan untuk mencegah penyebaran virus korona itu," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Minggu (30/5).

Menurut Lestari, belakangan ini kembali mengemuka keraguan di tengah masyarakat terkait pengendalian Covid-19 di tanah air.

"Catatan Satgas Covid-19 pada pertengahan April lalu masih ada sekitar 17% masyarakat yang tidak percaya adanya Covid-19. Mereka masih menganggap Covid-19 ini hasil konspirasi sejumlah lembaga dunia," tandasnya.

Keraguan tersebut mengemuka lagi diduga karena ada sejumlah kebijakan dari para pemangku kepentingan yang dinilai tidak konsisten oleh masyarakat.

Sebagai contoh, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, antara lain kebijakan pelarangan untuk satu kegiatan, namun mengizinkan kegiatan lain yang melibatkan banyak orang. Di satu kota ada kebijakan wajib menerapkan protokol kesehatan yang ketat, di kota lain masyarakat bebas berkumpul dan tidak bermasker.

"Kebijakan yang dinilai inkonsisten oleh masyarakat itu, seharusnya segera dijelaskan secara komperhensif oleh para pemangku kepentingan agar dipahami dengan benar oleh masyarakat," tandasnya.

Membiarkan masyarakat menyikapi kebijakan atas intepretasinya sendiri, menurut anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, berpotensi menciptakan salah tafsir yang berdampak pada
ketidakpercayaan terhadap para pemangku kepentingan.

"Sosialisasi yang masif dan menyeluruh terkait kebijakan-kebijakan pengendalian Covid-19 dari para pemangku kepentingan harus konsisten dilakukan," tegasnya.

Karena bila tidak, jelas Rerie, tafsir yang salah terhadap kebijakan tersebut bisa tersebar luas lewat media sosial dan menjadi pemahaman masyarakat luas. "Kesuksesan kebijakan pengendalian Covid-19 tidak hanya ditentukan oleh kesiapan para pemangku kepentingan memenuhi sarana dan prasarana kesehatannya," ujarnya.

Lebih dari itu, tegasnya, keberhasilan penanggulangan Covid-19 sangat ditentukan bagaimana para pemangku kepentingan bisa menerapkan kebijakan yang sepenuhnya dipatuhi dan dipahami oleh masyarakat.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/