Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
13 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
11 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
3
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
13 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
11 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
7 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
6
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
7 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Jika Pembangunan Ibu Kota Negara Lanjut, DPR Taksir Utang Indonesia Tembus Rp 9.000 Triliun

Jika Pembangunan Ibu Kota Negara Lanjut, DPR Taksir Utang Indonesia Tembus Rp 9.000 Triliun
Anggota Komisi XI DPR RI Kamrussamad. (Foto: Istimewa)
Sabtu, 26 Juni 2021 01:53 WIB
JAKARTA - Taksiran warisan utang pemerintahan Presiden Joko Widodo yang dihitung Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Didik J. Rachbini, tidak lebih besar dari yang diungkap anggota Komisi XI DPR RI Kamrussamad.

Kamrussamad mengurai kalkulasi penambahan utang pemerintahan Presiden Jokowi yang lebih tinggi ketimbang era Presiden SBY. Yaitu, penambahan utang pada tahun 2014 yang diwariskan SBY sebesar Rp 2.700 triliun, tapi selama 7 tahun memerintah Presiden Jokowi sudah berutang hingga Rp 6.540 triliun. "Maka setiap tahun ada penambahan utang rata-rata Rp 548 Triliun," ujar Kamrussamad, Jumat (25/6).

Bahkan berdasarkan perhitngan kasarnya, jika dalam sisa masa jabatannya Presiden Jokowi masih menggenjot pembangunan infrastruktur, utamanya melanjutkan rencana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur, maka nilai utang bakal melonjak drastis.

"Sisa jabatan 3 tahun (menuju 2024), jika arah kebijakannya pembangunan infrastruktur, termasuk IKN, maka berpotensi mendekati angka Rp 9.000 triliun," ungkapnya.

Di samping itu, Politisi Partai Gerindra ini juga melihat faktor lain yang bisa menyeabkan utang pemerintah tembus ke angka Rp 9.000 triliun. Faktor tersebut adalah kebijakan pemulihan ekonomi yang belum normal karena pandemi Covid-19 yang masih mewabah. "Itu utang pemerintah. Belum termasuk utang BUMN dan utang swasta," ucapnya.

Kamrussamad menyatakan tidak masalah jika pemerintah memilih untuk berutang. Namun ia memberi tiga catatan dalam berutang agar penggunaannya bisa tepat sasaran. "Jangan dikorupsi, harus digunakan untuk sektor produktif sebagai pengungkit ekonomi baru, dan optimalkan dana SILPA Rp 254 triliun yang masih ada,” tandasnya.

Dalam wawancara dengan Kantor Berita Politik RMOL, ekonom senior Indef, Didik J. Rachbini mengkoreksi hasil audit BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah (LKP) tahun 2020.

Didik mengatakan, BPK kurang tepat mengungkap nilai utang pemerintah, Karena utang yang menjadi tanggung jawab pemerintah bukan hanya di APBN yang nilainya Rp 6.527 triliun, namun juga utang BUMN senilai Rp 2.143 triliun.

"Utang BUMN keuangan sebesar Rp 1.053,18 triliun dan BUMN non-keuangan sebesar Rp 1.089,96 triliun. Jadi total utang pemerintah pada masa Presiden Jokowi sekarang sebesar Rp 8.670 triliun," tegas Didik.

Di sisi yang lain, Rektor Universitas Paramadina itu juga menerangkan bahwa saat ini BUMN juga diminta dan dibebani tugas oleh pemerintah untuk membangun infrastruktur dalam proyek pembangunan nasional.

"Kalau gagal bayar atau bangkrut harus ditanggung APBN, sehingga menjadi bagian dari utang pemerintah. Warisan utang Presiden Jokowi kepada presiden berikutnya bisa lebih Rp 10 ribu triliun," demikian Didik J. Rachbini.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:DKI Jakarta, Politik, Pemerintahan, Ekonomi, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/