Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
Olahraga
24 jam yang lalu
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
2
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
Olahraga
20 jam yang lalu
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
3
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan
Pemerintahan
24 jam yang lalu
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan
4
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
Olahraga
20 jam yang lalu
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
5
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
Olahraga
20 jam yang lalu
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
6
Pemain Indonesia Siap Beradaptasi dengan Angin di Stadion Nimibutr
Olahraga
19 jam yang lalu
Pemain Indonesia Siap Beradaptasi dengan Angin di Stadion Nimibutr
Home  /  Berita  /  Kesehatan

Tim Satgas Covid MUI Sarankan Tempat Ibadah Tetap Buka, Arus Perjalanan yang Ditutup

Tim Satgas Covid MUI Sarankan Tempat Ibadah Tetap Buka, Arus Perjalanan yang Ditutup
Ketua Tim Peduli Covid-19 Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ikhsan Abdullah. (foto: Istimewa)
Sabtu, 26 Juni 2021 16:47 WIB
JAKARTA - Aturan penutupan tempat ibadah di DKI Jakarta diberlakukan selama PPKM mikro. Ketua Tim Peduli Covid-19 Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ikhsan Abdullah mengatakan tempat ibadah harus tetap buka karena bisa menjadi tempat penyuluhan memutus mata rantai Covid-19.

"Kemarin ada isu supaya tutup tempat-tempat ibadah. Saya kira ini kurang tepat. Justru di sana tempat berkumpulnya masyarakat, harusnya dijadikan sentra bagi penyuluhan, edukasi, pendidikan untuk memutus rantai Covid-19. Sekarang ini kita nggak mungkin 'tok' dengan nasihat dan segala macam. Karena masyarakat sudah lama jenuh. Sekarang waktunya kita melakukan pendekatan pada Tuhan, tobat, minta ampun," ujar Ikhsan dalam diskusi virtual seperti disiarkan oleh Smart FM, Sabtu (26/6/2021).

Ikhsan menyarankan pemerintah menyediakan alat pelindung diri (APD) hingga memperketat protokol kesehatan di tempat ibadah, ketimbang menutupnya. Menurutnya, menutup tempat ibadah bukanlah langkah bijaksana.

"Di tempat-tempat ibadah diberikan sarana misal APD, persediaan ada hand sanitizer, masker, dan lain-lain. Yang hadir di sana itu diperketat gunakan protokol kesehatan. Sehingga di sana pun dilakukan sosialisasi. Jadi jangan mudah 'tutup saja'. Itu tidak bijaksana. Karena kita tidak tahu pandemi sampai kapan," tuturnya.

"Kalau semua tempat ibadah ditutup, terus gimana? Kalau penanganan tidak maksimal itu bahaya juga. Apa lagi di zona merah. Jadi masyarakat harus bahu membahu mengevaluasi," sambung Ikhsan.

Lebih lanjut, Ikhsan meminta pemerintah menutup akses keluar masuk Indonesia selama 14 hari. Ikhsan menyebut Indonesia sudah dilabeli oleh dunia sebagai negara dengan tingkat penularan tertinggi setelah India.

"Dan sekarang terutama yang mengkhawatirkan, tutup saja arus orang masuk dan keluar, baik pelabuhan udara maupun laut. 14 hari apa sih maknanya ketimbang kita nggak landai-landai COVID-19 nya? Kita sudah mendapat cap tertinggi penularan Covid di dunia setelah India," katanya.

Ikhsan khawatir label tersebut berdampak buruk bagi perekonomian dan wisata Indonesia. Dia juga menyinggung negara lain seperti Arab Saudi yang tidak kunjung membuka akses bagi warga Indonesia.

"Ini kan tidak baik buat ekonomi, wisata, mati semua nanti. Karena saya dengar Amerika sudah berikan travel warning untuk ke Indonesia. Saudi Arabia sampai sekarang belum buka akses warga Indonesia berkunjung ke sana untuk umroh," imbuh Ikhsan.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Kesehatan, Pemerintahan, Peristiwa, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/