Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
Olahraga
14 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
2
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Olahraga
13 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
3
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Olahraga
8 jam yang lalu
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
4
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
8 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
5
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
Olahraga
8 jam yang lalu
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
6
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Olahraga
7 jam yang lalu
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Home  /  Berita  /  Politik

PKS Sebut APBN Belum Efektif Dorong Pemulihan Ekonomi

PKS Sebut APBN Belum Efektif Dorong Pemulihan Ekonomi
Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PKS Anis Byarwati. (Foto: Istimewa)
Rabu, 14 Juli 2021 16:56 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBN Semester I Tahun 2021 dalam Rapat Kerja Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Senin (12/7/2021).

Menanggapi hal itu, Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan Anis Byarwati menyatakan, dari beberapa indikator ekonomi makro dan kondisi ekonomi terlihat bahwa pemulihan ekonomi nasional masih lambat dan belum berada pada kondisi yang diharapkan.

Anis membeberkan bahwa realisasi pertumbuhan ekonomi nasional semester I tahun 2021 berada pada kisaran 3,1-3,3 persen. "Jadi masih jauh di bawah target APBN 2021 sebesar 5 persen. Pertumbuhan ekonomi nasional juga berada di bawah prediksi pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 5,7 persen, Asean sendiri sebesar 5,1 persen. Kondisi ini menunjukkan pemulihan ekonomi Indonesia lebih lambat dibandingkan ekonomi dunia bahkan Asean sekalipun," ujar Anis, Rabu (14/7/21)

Menurut Wakil Ketua BAKN DPR RI ini, pemerintah harus mengoptimalkan program PEN yang lebih tepat sasaran agar mampu mendorong daya beli dan konsumsi masyarakat. "Begitu juga dengan belanja. Belanja produktif harus diperkuat untuk mendorong efektifitas dan efisiensi belanja kementerian dan lembaga. APBN belum efektif mendorong pemulihan ekonomi," katanya.

Rendahnya inflasi menjadi catatan Anggota Komisi XI DPR RI ini. Menurutnya, rendahnya inflasi menandakan bahwa roda perekonomian belum sepenuhnya pulih. "Sampai dengan semester I tahun 2021, inflasi tercatat sebesar 1,33 persen (yoy), berada dibawah target APBN 2021 sebesar 3,0 persen, bahkan lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,96 persen (yoy)," jelasnya.

Anis berpendapat, Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung dan semakin parah, disertai dengan kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat menyebabkan daya beli dan konsumsi masyarakat masih cenderung terbatas. "Untuk menggerakan roda ekonomi, pemerintah harus konsisten dan disiplin dalam penanganan Covid-19, terukur menjalankan PPKM, mendorong vaksinasi, testing, dan tracing," ungkap Anis.

Begitu pula, pencapaian dan realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dianggap belum optimal oleh legislator PKS ini. "Realisasi Semester I 2021 masih tergolong rendah yaitu Rp252,3 triliun atau 36,1 persen dari pagunya sebesar Rp699,4 triliun. Khususnya serapan untuk Klaster kesehatan sebesar Rp47,7 triliun (24,6 persen) dan serapan Klaster dukungan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan korporasi sebesar Rp51,3 triliun (29,8 persen)," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/