Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
14 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
2
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
11 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
3
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
13 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
4
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
Umum
9 jam yang lalu
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
5
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
Olahraga
8 jam yang lalu
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
6
Menpora Dito Ajak Dukung Apriyani cs, Ricky Subagja: Tidak Ada Yang Tak Mungkin
Olahraga
12 jam yang lalu
Menpora Dito Ajak Dukung Apriyani cs, Ricky Subagja: Tidak Ada Yang Tak Mungkin
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Tukang Servis HP di Depan PGC Pilih Dikejar-kejar Petugas karena Takut Mati di Rumah

Tukang Servis HP di Depan PGC Pilih Dikejar-kejar Petugas karena Takut Mati di Rumah
Tukang servis HP yang melayani konsumen di depan PGC. (Foto: Istimewa)
Rabu, 14 Juli 2021 23:58 WIB
JAKARTA - Penyedia jasa servis handphone di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta Timur mengeluhkan dengan aturan PPKM Darurat karena membuat kegiatan mereka terhenti.

Agar bisa menyambung hidup di masa Covid-19, mereka pun nekat melapak di depan mal PGC untuk menjajakan jasanya.

Teguh adalah salah satunya, tukang service handphone yang kekinian itu, harus menjajakan jasanya di depan Mal PGC Cililitan. "Kalau kami di rumah, yang ada mati-mati juga. Kami nggak boleh keluar, karena takut mati. Di rumah, kita nggak makan, juga mati," kata Teguh kepada wartawan di lokasi, Rabu (14/6/2021).

Selain untuk menyambung hidup, upaya ini dilakukannya agar tetap bisa membayar sewa kios. Kata dia, meski aktivitas Mal PGC Cililitan ditutup, mereka tetap harus membayar biaya sewa dan listrik. 

"Tetap bayar. Terus kami nyari uang dari mana, untuk menutupi itu," imbuh Teguh.

Beraktivitas di jalanan bukan tanpa resiko, Teguh mengaku, beberapa kali harus kucing-kucingan dengan petugas Satpol PP. "Tapi ya mau bagaimana lagi. Ya kucing-kucingan. Satpol PP pergi, kita datang lagi," ujarnya.

Keluhan yang sama juga diungkapkan Asep, dia mengaku harus putar otak untuk tetap bisa bertahan pada masa pandemi ini. Turun ke jalan pun dia lakukan untuk tetap mendapatkan pundi-pundi rupiah. 

Semenjak turun ke jalan, dia mengaku hanya mendapatkan penghasilan sekitar Rp700 ribu. Itu pun harus dibagi lagi. "Kan saya punya anggota 6 orang, paling bagi-bagi rata," ujarnya.  

Turunnya penyedia jasa service handphone Mal PGC ke jalanan telah terjadi sejak 3 Juli lalu, bertepatan dengan penerapan PPKM Darurat.

Diketahui berdasarkan aturannya, seluruh aktivitas di sejumlah mal Jakarta ditiadakan, guna menekan laju penularan Covid-19. Jual beli yang diizinkan hanya bagi restoran/kafe, supermarket dan apotek. Khusus untuk restoran atau kafe tidak bisa makan di tempat.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:DKI Jakarta, Pemerintahan, Ekonomi, Peristiwa, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/