Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
Olahraga
13 jam yang lalu
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
2
Satoru Mochizuki Siapkan Agenda Khusus Setelah Piala Asia U-17 Wanita
Olahraga
14 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Siapkan Agenda Khusus Setelah Piala Asia U-17 Wanita
3
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan
Pemerintahan
13 jam yang lalu
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan
4
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
Olahraga
9 jam yang lalu
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
5
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
Olahraga
10 jam yang lalu
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
6
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
Olahraga
9 jam yang lalu
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
Home  /  Berita  /  Kesehatan

Kata Maruf Amin, Tes Antigen Jangan Kebanyakan, Positivity Rate Jadi Sangat Rendah

Kata Maruf Amin, Tes Antigen Jangan Kebanyakan, Positivity Rate Jadi Sangat Rendah
Wapres Ma'ruf Amin saat suntik Vaksin. (Foto: Istimewa)
Kamis, 22 Juli 2021 19:22 WIB
JAKARTA - Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin meminta penggunaan tes antigen dikurangi. Sebaliknya, dia meminta tes PCR untuk menangani kasus COVID-19 diperbanyak karena tingkat akurasinya lebih tinggi.

"Memang antigen ini jangan terlalu banyak. Sebab, tingkat positivity rate-nya itu menjadi sangat rendah," kata Ma'ruf dalam rilis yang diterima detikcom, Kamis (22/7/2021).

Pernyataan tersebut disampaikan Ma'ruf saat memimpin rapat koordinasi penanganan COVID-19 secara virtual bersama gubernur, bupati/wali kota, serta jajaran Satgas COVID-19 di wilayah Provinsi Jawa Timur, Rabu (21/07).

Angka positivity rate kasus COVID-19 di Provinsi Jawa Timur masih cukup tinggi, yakni 39,24 persen, jauh di atas standar World Health Organization (WHO), yakni 5 persen. Karena itu, Ma'ruf meminta ini jadi perhatian serius.

"Saya berharap terutama soal koordinasi, konsolidasi data, jangan sampai misalnya gubernur tidak tahu ada berapa vaksin yang masuk," katanya.

Ma'ruf juga meminta koordinasi mengenai berbagai masalah seperti bed occupancy rate (BOR), ketersediaan oksigen, dan lain-lain di semua wilayah agar terus ditingkatkan, sehingga apabila dibutuhkan dapat dilakukan antisipasi secara cepat.

"Langsung kalau ada masalah bisa berkoordinasi dengan Pak Menteri Kesehatan, dengan Satgas, dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri)," ucapnya.

Wapres Ma'ruf juga meminta para kepala daerah di Provinsi Jawa Timur memacu penyerapan anggaran penanganan COVID-19, yang dilaporkan masih rendah.

Terkait rencana pelonggaran terhadap berbagai bidang usaha seperti pedagang kaki lima (PKL) seusai pelaksanaan PPKM darurat, Ma'ruf meminta agar ini dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. "Ini sebenarnya untuk supaya mereka yang mencari penghidupannya harian itu kemudian bisa mulai kembali, tetapi dengan protokol kesehatan yang ketat," tuturnya.

Soal pemberlakuan pelevelan (levelling) PPKM terhadap suatu wilayah berdasarkan asesmen situasi pandemi, yakni level 1, 2, 3, atau 4, Ma'ruf mengingatkan agar wilayah yang telah mencapai level rendah penularan COVID-19 tidak naik kembali.

"Kalau nanti sudah diketahui (levelnya), saya minta jangan ada level yang sudah turun (menjadi) naik, tapi justru yang di level 4 (misalnya) yang harus turun sedikit demi sedikit menjadi 3, turun (lagi) 2. Nah, ini saya kira jangan sampai justru sebaliknya, yang sudah di level 3 malah naik ke 4 misalnya," ujarnya. [detik]

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Kesehatan, Pemerintahan, Peristiwa, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/