Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
14 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
16 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
12 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
12 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
13 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  Olahraga
Olimpiade 2020 Tokyo

PB PABSI Belum Dapat Informasi Soal Kemungkinan Cantika Raih Perak

PB PABSI Belum Dapat Informasi Soal Kemungkinan Cantika Raih Perak
Kabid Binpres PB PABSI, Hadi Wihardja.
Rabu, 28 Juli 2021 18:55 WIB
Penulis: Azhari Nasution
TOKYO -  Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) memastikan belum mendapatkan informasi detail mengenai kemungkinan lifter putri Indonesia, Windy Cantika Aisah mendapat medali perak Olimpiade Tokyo 2020.

Kabar ini mencuat dan jadi perhatian publik setelah muncul berita mengenai dugaan lifter China, Hou Zhihui yang meraih emas kedapatan menggunakan doping saat turun di nomor 49 km putri. Hou Zhihui meraih emas dengan total angkatan 210 kilogram.
Catatan Hou Zhihui itu mengalahkan wakil India, Mirabai Chanu Saikhom yang mendapatkan medali perak. Lalu ada lifter Indonesia, Windy Cantika Aisah dengan perolehan medali perunggu.

Wajar bila kemudian perhatian publik Indonesia tersorot kepada berita ini. Andai Hou Zhihui terbukti menggunakan doping, Windy Cantika berhak mendapatkan medali perak dari nomor 49 kg putri.

"Sampai saat ini saya selaku Binpres belum mendapatkan fakta yang aktual. Kita harus menunggu informasi dari IOC, WADA, maupun panitia," kata Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Kabid Binpres) PB PABSI, Hadi Wihardja dalam video yang dikirimkan lewat pesan singkat.

Menurut Hadi, cerita masalah atlet doping seperti ini pernah terjadi dalam gelaran Olimpiade Sydney 2000. Di mana ketika itu terjadi diskualifikasi juara di nomor 48 kg putri.

Akibat adanya diskualifikasi medali emas yang didapatkan oleh lifter Bulgaria, Izabela Dragneva, dua wakil Indonesia, Lisa Rumbewas dan Sri Indriyani berhak atas medali perak dan perunggu.

"Memang ada saja kasus seperti ini, seperti di Sydney. Waktu itu kelas 48 kilogram juaranya adalah Izabela Dragneva, Tara Nott, dan Lisa Rumbewas. Sepekan kemudian baru diketahui, Izabela Dragneva dari Bulgaria kena doping. Sehingga naiklah Tara Nott medali emas, Lisa Rumbewas medali perak, dan Sri Indriyani medali perunggu," tuturnya.

Tapi Hadi meminta publik Indonesia untuk bersabar. Karena proses ini pastinya akan memakan waktu yang sangat panjang, minimal sepekan. Hal itu sesuai dengan ketentuan Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Lembaga Doping Internasional (WADA).

"Itu pun melalui proses panjang, minimal sepekan lebih karena ada ketentuan dari IOC dan WADA," katanya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/