Rosan Bicara Tentang Windy dan Rahmat
Penulis: Azhari Nasution
Di Olimpiade 2020 Tokyo, cabang olahraga angkat besi menyumbangkan 1 perak dan 2 perunggu bagi Kontingen Merah Putih. Satu medali perak disumbangkan atlet senior, Eko Yuli Irawan yang tampil di kelas 61kg putra.
Sedangkan dua medali perunggu disumbangkan Windy Cantika Aisah di kelas 49kg putri dan Rahmat Erwin Abdullah di kelas 73kg putra.
"Kita bersyukur bisa menyumbangkan tiga medali bagi Kontingen Indonesia di Olimpiade 2020 Tokyo. Yang membuat kita bangga itu prestasi yang dicetak atlet junior Windy Cantika dan Rahmat. Windy Cantika Aisah itu berusia 19 tahun dan Erwin berusia 21 tahun yang masih masuk kategori junior. Alhamdulliah keduanya menyumbangkan medali pada penampilan perdananya," kata Roan P Roeslani kepada Tim Media NOC Indonesia.
Kesuksesan memasok tiga medali bagi Kontingen Indonesia itu menjadi bukti betapa besarnya potensi cabang olahraga angkat besi dan memang pantas masuk dalam daftar 14 cabang olahraga prioritas pada Grand Desain Olahraga Nasional.
Sejak Olimpiade 2000 Sydney hingga Olimpiade 2020 Tokyo, cabang olahraga angkat besi rutin menyumbangkan medali. Bahkan, Lisa Rumbewas pernah mencetak sejarah dengan menyumbangkan medali pada tiga penampilan di Olimpiade. Yakni, perak Olimpiade 2000 Sydney dan Olimpiade 2004 Athena serta perunggu Olimpiade 2008 Beijing.
Rekor yang dibuat Lisa Rumbewas ini dipecahkan Eko dengan meraih medali dalam empat penampilan. Medali perak Olimpiade 2020 Tokyo itu merupakan medali keempatnya. ebelumnya, dia meraih medali perunggu di Olimpaide 2018 Beijing dan Olimpiade 2012 London, dan perak di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.
Rosan P Roeslani yang juga menjaat sebagai Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia Olimpiade 2020 Tokyo, Rosan P Roeslani mengaku tidak menduga Rahmat mampu mengikuti jejak Windy Cantika Aisah. Apalagi, Rahmat bertarung di Grup B menghadapi 9 lifter yang masuk di Grup A.
"Memang penampilan Rahmat itu di luar dugaan. Tadinya, kita tidak berpikir Rahmat bisa berkontribusi medali karena posinya berada di peringkat 11 besar dunia. Tapi, Rahmat yang tampil sangat tenang mampu menempati posisi teratas di Grup B," kata calon Duta Bear Republik Indonesia untuk Amerika Serikat ini.
"Kemampuan Rahmat menyamai rekor Olimpiade untuk angkatan Clean and Jerk seberat 190kg itu ternyata membuat pressure bagi lifter yang berada di Grup A. Mereka banyak yang gugur sehingga Rahmat menyodok ke peringkat ketiga sekaligus meraih perunggu," tambahnya.***
Editor | : | Muslikhin Effendy |
Kategori | : | Peristiwa, Pemerintahan, Olahraga, DKI Jakarta |