Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
Olahraga
9 jam yang lalu
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
2
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
Olahraga
8 jam yang lalu
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
3
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
Olahraga
9 jam yang lalu
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
4
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
Olahraga
8 jam yang lalu
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
5
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
Olahraga
8 jam yang lalu
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
6
Ketum PITA: Tiga Penghargaan Bappenas Bukti Kinerjanya Heru di DKI Moncer
Pemerintahan
9 jam yang lalu
Ketum PITA: Tiga Penghargaan Bappenas Bukti Kinerjanya Heru di DKI Moncer
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Toma Dorong Penguatan Industri Perkapalan Angkut Batu Bara

Toma Dorong Penguatan Industri Perkapalan Angkut Batu Bara
Co-founder Toma Maritime Center, Rima Gravianty Baskoro dalam suatu kesempatan webinar kemaritiman. (foto: tangkapan layar/www.gonews.co)
Minggu, 22 Agustus 2021 17:56 WIB
JAKARTA - Organisasi Riset dan Pengembangan Kemaritiman, Toma Maritime Center berpandangan, pemerintah dan perusahaan angkutan laut untuk batu bara bisa memberi perhatian pada industri perkapalan nasional khususnya kapal.

"Perusahaan angkutan laut untuk batu bara dan Pemerintah adalah persiapan di industri perkapalan nasional untuk pembangunan kapal khususnya kapal pengangkut batu bara," kata Co-founder Toma Maritime Center, Rima Gravianty Baskoro dalam sebuah tulisan yang dikutip GoNEWS.co, Minggu (22/8/2021).

Dengan begitu, kata Rima, Indonesia dapat memiliki jumlah kapal yang cukup dengan desain kapal yang memiliki ukuran utama kapal (panjang, lebar, tinggi, dan sarat) sesuai dengan kapasitas kapal yang diinginkan dan sesuai dengan wilayah pelayaran, baik melalui laut maupun sungai.

Hal ini, lanjut Rima, sejalan dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor 5 Tahun 2005 yang menggunakan metode pengembangan industri pelayaran untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya industri pelayaran, termasuk industri pelayaran rakyat, baik usaha besar, menengah maupun kecil. dan koperasi.

Tulisan yang pembuatannya turut melibatkan Founder Toma Maritime Center, Clift Jacobus Mahulete itu menyoroti polemik penerapan regulasi terkait pengangkutan batu bara dengan kapal nasional.

Secara teori, menurut Toma Maritime Center, regulasi yang ditetapkan Pemerintah mengenai pengangkutan batubara melalui laut cukup ideal dan dapat menciptakan peradaban maritim yang mumpuni di Indonesia. Namun permasalahan yang terjadi di lapangan harus menjadi bahan introspeksi bagi pengambil kebijakan karena implementasi regulasi di lapangan belum tentu efektif diterapkan.

"Apalagi masalah utama disini adalah minimnya ketersediaan kapal nasional yang mumpuni untuk angkutan batubara," kutipan tulisan tersebut.

Sekilas Tentang Toma Maritime Center

Toma Maritime Center adalah suatu komunitas yang dimaksudkan sebagai cikal bakal berdirinya NGO bidang Riset dan Pengembangan (Research and Development) Kemaritiman.

90 persen struktur organisasi, diisi oleh putra Maluku. Termasuk 2 dari 3 orang pendirinya dan akan segera disahkan sebagai NGO setelah PPKM ini selesai.

Menurut Co-Founder Toma Maritime Center, Rima Baskoro, pembeda Toma Maritime Center dengan NGO lain adalah tidak berhentinya aktivitas di riset tapi juga berlanjut pada pendampingan di bidang maritim. Termasuk dan mulai dari hal mendasar seperti bagaimana meningkatkan knowledge dan pendampingan untuk para nelayan tentang regulasi perizinan***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:DKI Jakarta, Nasional, Ekonomi
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/