Pidato AHY Dikomentari Profesor dari Singapura
Pidato AHY itu, menekankan tentang perlunya memperkuat daya tahan dan daya saing bangsa untuk mencapai puncak kejayaan bangsa pada tahun 2045, 100 tahun setelah Indonesia merdeka.
"Sangat-sangat menarik. Mas AHY menyentuh beberapa isu krusial seperti pandemi, kualitas demokrasi yang menurun, efek disrupsi hingga buzzer," kata Prof. Sulfikar Amir dari Nanyang Technological University (NTU), Singapura, sebagaimana dikutip GoNEWS.co dari sebuah rilis, Rabu (25/8/2021).
"Mas AHY sudah benar mengatakan mengenai resiliency (daya tahan), sebagai kapasitas yang harus dimiliki oleh suatu bangsa seperti Indonesia," imbuh Sulfikar yang lahir dan besar di Makassar itu.
Lebih lanjut, Associate Professor of Science, Technology and Society ini melanjutkan, "Akan menarik jika soal resiliensi ini bisa diperkuat melalui peran-peran institusi karenanya di sini domain-nya Demokrat sebagai partai politik,"
Prof. Sulfikar mengingatkan, "Dalam gambar besarnya, resiliensi mencakup bagaimana kita berpolitik, bagaimana demokrasi disusun, bagaimana proses pembuatan kebijakan dilakukan, bagaimana partisipasi publik itu didorong dan lain-lain,".***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | DKI Jakarta, Nasional, Politik |