Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
Umum
22 jam yang lalu
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
2
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
Umum
19 jam yang lalu
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
3
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Olahraga
24 jam yang lalu
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
4
Flavio Silva Ingin Cari Tantangan Baru
Olahraga
24 jam yang lalu
Flavio Silva Ingin Cari Tantangan Baru
5
Kandang Persib Siap Membiru Di Semi Final, Energi Bagi Dedi Kusnandar Dkk
Olahraga
24 jam yang lalu
Kandang Persib Siap Membiru Di Semi Final, Energi Bagi Dedi Kusnandar Dkk
6
1st FOBI World Barongsai Championship 2024, Grace Natalie: Sejarah Terukir Pertama Kali Piala Presiden Diperebutkan
Olahraga
22 jam yang lalu
1st FOBI World Barongsai Championship 2024, Grace Natalie: Sejarah Terukir Pertama Kali Piala Presiden Diperebutkan
Home  /  Berita  /  Nasional

LAN Dorong Penerapan RIA Dioptimalkan

LAN Dorong Penerapan RIA Dioptimalkan
Webinar LAN yang membahas praktik RIA di pemerintahan, Kamis (25/8/2021). (gambar: lan)
Sabtu, 28 Agustus 2021 10:10 WIB
JAKARTA - LAN atau Lembaga Administrasi Negara berkerjasama dengan Tanoto Foundation menggelar Virtual Public Lecture Seri Ke-11 pada Kamis kemarin.

Publikasi LAN yang dikutip GoNEWS.co, Sabtu (28/8/2021) menyebut, acara itu diikuti oleh 1.531 peserta dan membahas mengenai RIA atau Regulatory Impact Analysis serta pengalaman praktiknya dalam pemerintahan.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Pusat Pembinaan Analis Kebijakan LAN, Elly Fatimah memaparkan, penyusunan produk hukum saat ini lebih banyak menekankan pada aspek legal-drafting. Kesesuaian dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi lebih dikedepankan dan kurang memperhatikan aspe-aspek lain secara lebih komprehensif.

Oleh karena itu, kata Elly, RIA (Regulatory Impact Analysis/Regulatory Impact Assessment) menjadi instrumen penting untuk dapat dikuasai oleh para perancang kebijakan agar dapat mengkalkulasi biaya yang mungkin ditanggung serta manfaat yang dapat diperoleh dalam mengimplementasikan kebijakan.

"Melalui RIA, para perancang kebijakan publik dapat mengkalkulasi sejak awal berapa besar biaya yang ditanggung dan manfaatnya dalam implementasi kebijakan. Maka, dapat dievaluasi mana kebijakan yang produktif dan kontra-produktif bagi dunia usaha dan kepentingan publik. Jangan sampai, alih-alih membantu masyarakat, regulasi yang buruk malah bisa membebani masyarakat," jelasnya.

Elly juga menyampaikan harapannya bahwa dengan semakin banyaknya jumlah analis kebijakan (AK) maka sepatutnya kualitas kebijakan yang dihasilkan oleh pemerintah mampu diingkatkan. Hingga 10 Agustus 2021, pemangku Jabatan Fungsional Analis Kebijakan (JFAK) di seluruh Indonesia telah mencapai 3.987 orang.

"Kami berharap, analis kebijakan dapat belajar lebih banyak tentang RIA, sehingga dapat memahami dan mampu menerapkan di instansinya masing-masing. RIA diharapkan mampu menjadi instrumen untuk mengembangkan kebijakan populis, berorietasi pada kepentingan publik, efektif, kredibel dan responsif," ujarnya.

Tentang Pusat Pembinaan Analis Kebijakan LAN

Ini adalah unit kerja di LAN yang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan pembinaan, serta pemantauan, analisis, evaluasi dan penyusunan laporan di bidang pengkajian pembinaan JF Analis Kebijakan.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:DKI Jakarta, Nasional, Pemerintahan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/