Tiktokan Bareng RK, Zulkifli Hasan: Baliho Sudah Enggak Zaman

JAKARTA - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) menilai penggunaan baliho dan spanduk sudah tidak zaman lagi untuk berkenalan dengan masyarakat, khususnya generasi muda.

Pandangan ini Ia sampaikan usai membuat video TikTok bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Zulhas mengaku sebenarnya baru mengetahui media sosial itu beberapa waktu terakhir.

Namun, kata Zulhas dari hasil diskusinya dengan Emil, TikTok dianggap menjadi saluran yang penting saat ini untuk menyapa generasi muda. Maklum, saat ini banyak anak muda yang tengah mengandrungi TikTok. "Saya baru tahu beberapa waktu terakhir. Kata Kang Emil, ini platform yang penting untuk menyapa generasi muda. Sudah enggak zaman spanduk dan baliho," ujar Zulhas dalam keterangan resmi dari PAN, Minggu (29/8).

Pembuatan video TikTok antara Zulhas dan Emil dilakukan ketika keduanya bertemu di kediaman Emil di daerah Pakuan, Bandung, Jawa Barat pada Sabtu (28/8) kemarin. Selain membuat video TikTok bersama, keduanya juga sempat membuat vlog.

Pertemuan keduanya digelar tertutup selama dua jam. Zulhas mengatakan pertemuannya dengan Emil dalam rangka mengobrol mengenai Indonesia dan cara membesarkan bangsa ini. "Sudah lama tidak bertemu. Jadi kita ngobrol. Bicara soal Indonesia. Kita butuh jalan tengah untuk sama-sama membesarkan bangsa ini," katanya.

Emil turut membagi kesan dari pertemuannya dengan Zulhas. Ia mengaku senang dan kedatangan Zulhas merupakan sebuah kehormatan. "Bahagia dikunjungi Pak Zul. Beliau sekalian mengundang acara peresmian Rumah PAN Jabar yang akan diselenggarakan nanti malam (Sabtu kemarin)," ucap Emil.

Namun, keduanya enggan berkomentar saat ditanya apakah pertemuan ini dalam rangka pemilihan presiden (pilpres) 2024 mendatang.

Sebelumnya, penggunaan baliho sempat viral di masyarakat karena sejumlah baliho dari tokoh partai politik ramai menghiasi jalanan di Indonesia. Baliho digunakan sebagai ajang sosialisasi oleh Puan Maharani dari PDI Perjuangan, Airlangga Hartarto dari Partai Golkar, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), hingga Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Partai Demokrat.***