Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
15 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
2
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
Olahraga
24 jam yang lalu
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
3
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Umum
12 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
4
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
Pemerintahan
15 jam yang lalu
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
5
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
12 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
6
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
11 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
Home  /  Berita  /  Politik

Target Kemiskinan Nihil 2024, Syarief Hasan: Patut Didukung, Tapi Jangan sampai Terjebak Delusi

Target Kemiskinan Nihil 2024, Syarief Hasan: Patut Didukung, Tapi Jangan sampai Terjebak Delusi
Wakil Ketua MPR, Syarief Hasan. (Foto: Istimewa)
Kamis, 30 September 2021 20:53 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Wakil Ketua MPR, Syarief Hasan mendukung target pemerintah dalam menurunkan kemiskinan ekstrem hingga nol persen pada tahun 2024. Target ini harus betul-betul dijalankan melalui serangkaian aksi kebijakan yang tepat dan terukur sehingga mencapai hasil yang diharapkan. Sebab, kemiskinan telah menjadi persoalan laten di negeri ini.

Jumlah penduduk miskin masih berada di angka 10,14 persen atau sebanyak 27,54 juta orang. Padahal, penurunan kemiskinan adalah tujuan hakiki dari pertumbuhan ekonomi. Tidak ada gunanya ekonomi melesat, namun jurang kesenjangan dan kemiskinan meningkat.

"Saya tentu sangat mendukung target kemiskinan ekstrem nol persen pada 2024. Ini memang sudah menjadi tugas pemerintah. Turunnya angka kemiskinan adalah capaian sebenarnya dari pembangunan ekonomi. Ujung dari pertumbuhan ekonomi adalah perbaikan kesejahteraan rakyat, dan ini berarti menurunnya bahkan nihilnya kemiskinan. Meski memang, agar target ini tidak menjadi ilusif, bahkan terkesan pencitraan, pemerintah mesti melakukan serangkaian kebijakan yang terukur dan tepat arah," ungkapnya, Kamis (30/9/2021).

Lebih lanjut politisi senior Partai Demokrat ini berpandangan bahwa perkara kemiskinan adalah masalah laten yang harus di selesaikan. Karena itu, memberantas kemiskinan tidak bisa hanya sekadar slogan atau terbatas pada target belaka, namun harus ada aksi-aksi konkrit. Apalagi, target ini dicanangkan di era pandemi, pertumbuhan melambat, bahkan sempat terkontraksi. Wajar jika banyak pihak yang mempertanyakan kebijakan-kebijakan cara pemerintah mencapai target itu.

"Dalam banyak riset ekonomi, semakin tinggi pertumbuhan, maka kemiskinan semakin menurun. Lembaga Riset Indef, misalnya, pada sepanjang 2015 s/d 2019, karena ekonomi mampu tumbuh rata-rata hanya 5 persen, angka kemiskinan hanya menurun 0,42 persen. Sementara sepanjang pemerintahan SBY dari 2004 s/d 2014, angka kemiskinan mampu turun dari 16,69 persen menjadi 10,96 persen. Bandingkan dengan periode kepemimpinan Jokowi, jika di 2015 angka kemiskinan berada pada angka 11,22 persen, posisi Maret 2021 hanya mampu turun menjadi 10,14 persen. Ini tentu patut menjadi catatan dalam hal menentukan dan mencapai target pemerintah tersebut," ujar Menteri Koperasi dan UKM di era Presiden SBY ini.

Karena itu, lagi-lagi Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini mengharap pemerintah betul-betul serius mengejar target yang dicanangkannya. Sebab, dengan kondisi pandemi yang menghambat aktivitas perekonomian dan menekan pertumbuhan, menihilkan kemiskinan ekstrem yang berjumlah 10,86 juta orang atau 4 persen dari penduduk pada 2024 menjadi tantangan yang teramat berat. Jangan sampai target ini hanya sekadar pencitraan belaka, atau hanya menenangkan psikologi hati rakyat.

"Dengan tren pertumbuhan yang hanya mampu tumbuh di angka 3,31 persen pada kuartal II 2021, dan prediksi pertumbuhan di bawah 4 persen sepanjang 2021, menihilkan kemiskinan ekstrem 10,86 juta penduduk tentu hal yang teramat berat. Target ini tentu baik sekali dan mesti didukung penuh. Namun jika pemerintah hanya berhenti pada target belaka, namun tidak mampu melaksanakannya atau tidak juga membereskan berbagai persoalan kebijakan dan dukungan untuk pengentasan kemiskinan, bisa jadi kita akan terjebak delusi. Mengharapkan sesuatu yang mungkin saja tidak akan atau sulit dicapai," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/